Tadi baru saja aku membaca sebuah postingan di sebuah blog yang menceritakan tentang kesan orang asing terhadap Indonesia, sepertinya tulisan itu dikhususkan untuk Jakarta walaupun juga ditujukan secara umum untuk Indonesia.
Saat membaca tulisan itu, miris sekali hati ini, sedih. ya, penulis blog itu benar, saya kutip pernyataan yang berbentuk pertanyaan beliau yang notabene merupakan salah satu orang asing juga yang saya salut karena beliau sangat peduli terhadap Indonesia, yaitu: "Bagaimana mungkin pemerintah mengharapkan orang asing mau berbondong-bondong datang ke sini? Turisme di lain negara adalah hal yang ditanggapi secara serius. Tetapi di sini, jangankan turis, kebutuhan masyarakat lokal seringkali diabaikan." sekali lagi dia benar, apa yang dikatakan adalah benar. aku adalah salah satu warga Jawa Barat yang datang ke Jakarta dengan tujuan mengais rizki di sini, walaupun belum pernah juga ke luar negeri sehingga bisa membandingkan Jakarta dengan Ibu kota yang lain, tapi dengan melihat melalui media-media yang ada, aku merasakan berada dalam suatu kampung yang sangat besar. yah... bukan kota Jakarta, melainkan kampung Jakarta, kampung terbesar di dunia dengan tata kampung yang tidak rapih dan kalaupun harus dirapihkan, maka akan perlu dana yang sangat-sangat besar karena akan merubah seluruh tata kampungnya.
Walaupun belum pernah ke luar negeri, tapi aku pernah ke luar jawa yang mau tidak mau harus menggunakan jasa pesawat terbang agar sampai dan tiba lebih cepat dan mau tidak mau harus melewati bandara Internasional Indonesia Sukarno-Hatta. Kondisi yang memalukan dan memiris hati adalah ketika harus menggunakan toilet dengan bau harum yang menyengat dan bisa membuat mual atau bahkan muntah apalagi ketika melihat kotornya tempat itu. tidak terbayangkan apabila ada turis dan memang banyak turis yang pulang pergi jakarta luar jawa dan menggunakan fasilitas yang sama yang aku gunakan, tidak terbayangkan ketika mereka mencium sesuatu yang tidak seharusnya tercium di sebuah bandara INTERNASIONAL di Indonesia dan melihat kotornya fasilitas umum di sana yang notabene menggambarkan juga kondisi yang mewakili negri tercinta ini. Aku jadi ingat kata-kata ibuku saat beliau mengatakan " kalau kamu ingin mengetahui bagaimana orang itu (khusus tentang menjaga kebersihan) di suatu rumah, lihatlah kamar mandi atau toiletnya. kalau kamar mandinya bersih, berarti orang tersebut adalah orang yang resik (rajin bersih-bersih /menjaga kebersihan), tapi kalau kamar mandinya jorok.. kamu tau sendiri artinya karna keadaan kamar mandinya tidak jauh dari yang punya rumah. teringat kata-kata ibuku, maka setiap aku ingin mengetahui bagaimana si yang punya rumah, aku pergi ke kamar mandinya dulu dan dari situ, aku bisa menilai bagaimana orang tersebut (tentang kebersihannya). Begitu pula dengan Indonesia, aku yakin dengan melihat kamar mandi di bandara internasional Indonesia, tempat lalu lalangnya turis asing atau siapapun yang datang ke Indonesia mereka akan berfikir begitulah juga keadaan Indonesia, dan mereka akan lebih percaya lagi apabila telah masuk di dalamnya. Masya Allah..
Dulu waktu dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, aku bertemu dengan teman SMP yang dia pernah ke Jepang, karena kebetulan kita duduk satu bangku dan memakan 3 jam perjalanan kereta, akhirnya kita bercerita semua pengalaman selama lulus dari SMP, dan dia bercerita tentang Jepang karena dia pernah ke sana, dia bercerita bagaimana majunya jepang, bandaranya yang begitu mengagumkan (karna itu adalah bandara yang terindah yang pernah dia lihat), orang-orang di sana yang gila kerja, hidup di sana selalu teratur bagaikan mesin dan dia selalu menemui orang yang sama di tempat yang sama bila dia berangkat pada jam/menit yang sama pula. tapi bila dia berangkat lebih cepat atau lebih lambat dari yang biasanya, maka dia akan menemui orang yang berbeda yang mereka biasanya berangkat pada menit tersebut (mungkin detik juga kali ya.. wuiihhh Subhanallah..). kalau yang ini mungkin menarik tapi monoton. Tapi aku tidak akan menceritakan bagaimana hebatnya Jepang karna itu bukan rahasia umum lagi, terlebih salah satu mukadimah negara tersebut (baca: bandara internasionalnya). Yang aku ingin tulis hanyalah ajakan, ajakan untuk bersama-sama membenahi Jakarta atau kota di mana tempat kita berada, bukan untuk meniru Jepang (karena mungkin (dan memang) terlalu tinggi), tapi at least kita mencoba untuk berusaha berubah untuk lebih baik. Ajakan ini aku fokuskan ke Jakarta karena selain merupakan gambaran Indonesia, juga karena merupakan kota di mana sekarang ini aku bermukim sehingga sedikit banyak tahu hal apa yang harus di ajak.
Kalau melihat para pedagang di pinggir-pinggir jalan terutama di tempat-tempat tertentu yang memang khusus untuk berdagang terutama saat malam hari (yang sering sekali dikunjungi untuk berwisata kuliner) atau tempat berdagang murah yang sangat ramai untuk di kunjungi (baca : pasar tradisional), sering sekali aku kesukaran menemukan yang namanya tempat sampah dan sering juga menanyakan "di mana tempat sampah berada" pada abang penjualnya, dan jawaban mereka hampir semuanya sama, "taruh di sini aja dulu Neng (di bawah pohon)... biar aja tumpuk di situ... nanti juga ada petugas kebersihan yang ngambilin kok" dan jawabanku selalu sama "engga ah Bang, itu bukan tempat sampah, udah Jakarta kotor kok malah kita dikotorin lagi, biar aja saya bawa dulu sampe nemu tempat sampah" dan sampah itu selalu aku bawa dan baru aku buang ketika menemukan tempat sampah. Itu hanyalah contoh kecil tentang ketidakpedulian kita terhadap sampah. coba kita bayangkan kalau satu dari kita membuang sampah di jalan (asal buang), ok lah kita berfikir, "ah, itu kan hanya sampah permen", "itu kan hanya sampah snack", "itu kan hanya sampah plastik.." itu kan hanya.... ok, itu kan hanya satu yang berfikir demikian, bagaimana bila semua orang melakukan hal yang sama dan berfikiran yang sama.. aku yakin seluruh jalanan akan bertebaran berbagai macam sampah seperti kejadian "Bandung lautan sampah" yang memalukan. so, ayolah kita coba benahi kota kita ini mulai dari diri kita, janganlah kita mengandalkan orang lain, marilah kita berprinsip "kalau kita bisa lakukan sendiri, kenapa harus orang lain!". lho, mereka kan punya tanggung jawab sendiri dengan pekerjaannya untuk membersihkan sampah-sampah.. kita punya pekerjaan sendiri kenapa kita harus ikut juga?. kalau ada yang berfikir seperti itu, aku berani katakan kalau dia adalah termasuk golongan orang-orang yang egois, tidak peduli orang lain apalagi lingkungan, ingin menang sendiri dan golongan orang-orang yang pelit dan perhitungan. Pak/Bu/Om/Tante/Kak/Dek... negeri ini punya kita, Indonesia ini punya kita, kalau tidak kita jaga.. siapa lagi.. kalau kita tidak memulai dari diri kita sendiri.. lalu siapa lagi yang akan menjaganya? kalau kita tidak ikut berpartisipasi... lalu siapa juga yang mau???? negeri ini sudah morat marit tidak karuan!!. Ditutup dengan kain sebagus apapun kalau bangkai busuk baunya akan tercium juga, dan parahnya sudah bau bangkai itu menyengat... kita tidak tutupi pula... jadilah semua orang tahu kalau itu adalah bangkai, lalu dengan apa kita harus menutupnya?!! dengan cara bagaimana?!! dengan kain sebagus apa??!!!.. miris kalau memikirkan semua ini. ok, kita kembali lagi ke sampah. ok, ada yang bertanggung jawab terhadap sampah, tapi apakah dengan bertanggungjawabnya mereka, kita bisa membuang sampah seenaknya? tidak!. ok kalau kita tidak berniat membantu mereka untuk mengurangi sampah, tapi niatkanlah dan huncamkan niat dalam hati kalau "aku harus bertanggung jawab dengan apa yang kuperbuat" so, berfikirlah "aku tidak mau mengotori lingkungan, aku yang makan maka aku pula yang harus bertanggungjawab membuangnya ke tempat sampah, aku ingin jalan yang aku lalui terlihat bersih dan enak dipandang", dan buanglah sampah yang kita bawa pada tempatnya. sebenarnya ada salah satu impianku tentang sampah ini, aku ingin sekali membuat semacam tas lucu kecil atau tas apapun yang imut dan mudah untuk dibawa serta mudah untuk di daur ulang yang akan dipergunakan sebagai tempat sampah. so, siapapun orang yang bepergian terutama mereka yang membawa bekal atau makan di jalan, maka dia akan membawa tas tersebut dan masing-masing orang akan punya tas sampah imut itu sampai-sampai tas tersebut bisa menjadi icon "tempat sampah bagi orang yang peduli kebersihan". so...kemana-mana dia tidak akan lupa membawa tas itu dan tas itu hanya akan berakhir di tempat sampah. mungkin pengadaan tas itu bisa dari diri sendiri atau kalau pemerintah punya dana, maka pemerintah menyiapkan "tempat sampah imut" itu hanya di tempat-tempat tertentu yang memang tidak ada atau sulit ditemukan tempat sampah sehingga setiap orang akan peduli terhadap sampah, barang yang kecil tapi mematikan.
itu ajakan pertama, ajakan yang kedua yaitu masalah global warming. pasti pembaca tahu apa yang aku maksudkan. ya, benar, aku mengajak kalian untuk peduli terhadap lingkungan terutama pemanasan global yaitu dengan bergabung bersama komunitas bersepeda ke kantor yang lebih di kenal dengan bike to work , ada hubungan dengan Jakarta, tapi aku lebih condong mengaitkan kesadaran peduli lingkungan dengan ikut bike to work ini untuk peduli mengurangi polusi yang ada di Jakarta. Tingkat polusi di ibu kota kita ini sudah sangat tinggi, aku sering menjumpai turis dan tak segan untuk bertanya apa yang mereka suka dan apa yang mereka tidak suka, dan salah satu yang mereka tidak suka adalah selain masalah yang disebutkan di atas yaitu sampah (kotor), juga masalah pencemaran udara yang begitu tinggi, "susah di sini mencari udara yang sejuk, tidak seperti negara-negara lain, polusi di sini terlalu tinggi" begitu tutur salah seorang turis dari Paris. so, ayolah.. mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk berpartisipasi dengan bersepeda ke kantor. banyak manfaat yang bisa kita dapat. banyak... banyak sekali dan tidak perlu untuk disebutkan satu per satu lagi. untuk informasi bergabung dengan bike to work bisa bertanya langsung ke yang punya blog ini , baik lewat komentar, cbox, atau chat, atau bisa langsung menghubungi sekretariat BTW di situs ini .
Dulu waktu dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, aku bertemu dengan teman SMP yang dia pernah ke Jepang, karena kebetulan kita duduk satu bangku dan memakan 3 jam perjalanan kereta, akhirnya kita bercerita semua pengalaman selama lulus dari SMP, dan dia bercerita tentang Jepang karena dia pernah ke sana, dia bercerita bagaimana majunya jepang, bandaranya yang begitu mengagumkan (karna itu adalah bandara yang terindah yang pernah dia lihat), orang-orang di sana yang gila kerja, hidup di sana selalu teratur bagaikan mesin dan dia selalu menemui orang yang sama di tempat yang sama bila dia berangkat pada jam/menit yang sama pula. tapi bila dia berangkat lebih cepat atau lebih lambat dari yang biasanya, maka dia akan menemui orang yang berbeda yang mereka biasanya berangkat pada menit tersebut (mungkin detik juga kali ya.. wuiihhh Subhanallah..). kalau yang ini mungkin menarik tapi monoton. Tapi aku tidak akan menceritakan bagaimana hebatnya Jepang karna itu bukan rahasia umum lagi, terlebih salah satu mukadimah negara tersebut (baca: bandara internasionalnya). Yang aku ingin tulis hanyalah ajakan, ajakan untuk bersama-sama membenahi Jakarta atau kota di mana tempat kita berada, bukan untuk meniru Jepang (karena mungkin (dan memang) terlalu tinggi), tapi at least kita mencoba untuk berusaha berubah untuk lebih baik. Ajakan ini aku fokuskan ke Jakarta karena selain merupakan gambaran Indonesia, juga karena merupakan kota di mana sekarang ini aku bermukim sehingga sedikit banyak tahu hal apa yang harus di ajak.
Kalau melihat para pedagang di pinggir-pinggir jalan terutama di tempat-tempat tertentu yang memang khusus untuk berdagang terutama saat malam hari (yang sering sekali dikunjungi untuk berwisata kuliner) atau tempat berdagang murah yang sangat ramai untuk di kunjungi (baca : pasar tradisional), sering sekali aku kesukaran menemukan yang namanya tempat sampah dan sering juga menanyakan "di mana tempat sampah berada" pada abang penjualnya, dan jawaban mereka hampir semuanya sama, "taruh di sini aja dulu Neng (di bawah pohon)... biar aja tumpuk di situ... nanti juga ada petugas kebersihan yang ngambilin kok" dan jawabanku selalu sama "engga ah Bang, itu bukan tempat sampah, udah Jakarta kotor kok malah kita dikotorin lagi, biar aja saya bawa dulu sampe nemu tempat sampah" dan sampah itu selalu aku bawa dan baru aku buang ketika menemukan tempat sampah. Itu hanyalah contoh kecil tentang ketidakpedulian kita terhadap sampah. coba kita bayangkan kalau satu dari kita membuang sampah di jalan (asal buang), ok lah kita berfikir, "ah, itu kan hanya sampah permen", "itu kan hanya sampah snack", "itu kan hanya sampah plastik.." itu kan hanya.... ok, itu kan hanya satu yang berfikir demikian, bagaimana bila semua orang melakukan hal yang sama dan berfikiran yang sama.. aku yakin seluruh jalanan akan bertebaran berbagai macam sampah seperti kejadian "Bandung lautan sampah" yang memalukan. so, ayolah kita coba benahi kota kita ini mulai dari diri kita, janganlah kita mengandalkan orang lain, marilah kita berprinsip "kalau kita bisa lakukan sendiri, kenapa harus orang lain!". lho, mereka kan punya tanggung jawab sendiri dengan pekerjaannya untuk membersihkan sampah-sampah.. kita punya pekerjaan sendiri kenapa kita harus ikut juga?. kalau ada yang berfikir seperti itu, aku berani katakan kalau dia adalah termasuk golongan orang-orang yang egois, tidak peduli orang lain apalagi lingkungan, ingin menang sendiri dan golongan orang-orang yang pelit dan perhitungan. Pak/Bu/Om/Tante/Kak/Dek... negeri ini punya kita, Indonesia ini punya kita, kalau tidak kita jaga.. siapa lagi.. kalau kita tidak memulai dari diri kita sendiri.. lalu siapa lagi yang akan menjaganya? kalau kita tidak ikut berpartisipasi... lalu siapa juga yang mau???? negeri ini sudah morat marit tidak karuan!!. Ditutup dengan kain sebagus apapun kalau bangkai busuk baunya akan tercium juga, dan parahnya sudah bau bangkai itu menyengat... kita tidak tutupi pula... jadilah semua orang tahu kalau itu adalah bangkai, lalu dengan apa kita harus menutupnya?!! dengan cara bagaimana?!! dengan kain sebagus apa??!!!.. miris kalau memikirkan semua ini. ok, kita kembali lagi ke sampah. ok, ada yang bertanggung jawab terhadap sampah, tapi apakah dengan bertanggungjawabnya mereka, kita bisa membuang sampah seenaknya? tidak!. ok kalau kita tidak berniat membantu mereka untuk mengurangi sampah, tapi niatkanlah dan huncamkan niat dalam hati kalau "aku harus bertanggung jawab dengan apa yang kuperbuat" so, berfikirlah "aku tidak mau mengotori lingkungan, aku yang makan maka aku pula yang harus bertanggungjawab membuangnya ke tempat sampah, aku ingin jalan yang aku lalui terlihat bersih dan enak dipandang", dan buanglah sampah yang kita bawa pada tempatnya. sebenarnya ada salah satu impianku tentang sampah ini, aku ingin sekali membuat semacam tas lucu kecil atau tas apapun yang imut dan mudah untuk dibawa serta mudah untuk di daur ulang yang akan dipergunakan sebagai tempat sampah. so, siapapun orang yang bepergian terutama mereka yang membawa bekal atau makan di jalan, maka dia akan membawa tas tersebut dan masing-masing orang akan punya tas sampah imut itu sampai-sampai tas tersebut bisa menjadi icon "tempat sampah bagi orang yang peduli kebersihan". so...kemana-mana dia tidak akan lupa membawa tas itu dan tas itu hanya akan berakhir di tempat sampah. mungkin pengadaan tas itu bisa dari diri sendiri atau kalau pemerintah punya dana, maka pemerintah menyiapkan "tempat sampah imut" itu hanya di tempat-tempat tertentu yang memang tidak ada atau sulit ditemukan tempat sampah sehingga setiap orang akan peduli terhadap sampah, barang yang kecil tapi mematikan.
itu ajakan pertama, ajakan yang kedua yaitu masalah global warming. pasti pembaca tahu apa yang aku maksudkan. ya, benar, aku mengajak kalian untuk peduli terhadap lingkungan terutama pemanasan global yaitu dengan bergabung bersama komunitas bersepeda ke kantor yang lebih di kenal dengan bike to work , ada hubungan dengan Jakarta, tapi aku lebih condong mengaitkan kesadaran peduli lingkungan dengan ikut bike to work ini untuk peduli mengurangi polusi yang ada di Jakarta. Tingkat polusi di ibu kota kita ini sudah sangat tinggi, aku sering menjumpai turis dan tak segan untuk bertanya apa yang mereka suka dan apa yang mereka tidak suka, dan salah satu yang mereka tidak suka adalah selain masalah yang disebutkan di atas yaitu sampah (kotor), juga masalah pencemaran udara yang begitu tinggi, "susah di sini mencari udara yang sejuk, tidak seperti negara-negara lain, polusi di sini terlalu tinggi" begitu tutur salah seorang turis dari Paris. so, ayolah.. mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk berpartisipasi dengan bersepeda ke kantor. banyak manfaat yang bisa kita dapat. banyak... banyak sekali dan tidak perlu untuk disebutkan satu per satu lagi. untuk informasi bergabung dengan bike to work bisa bertanya langsung ke yang punya blog ini , baik lewat komentar, cbox, atau chat, atau bisa langsung menghubungi sekretariat BTW di situs ini .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar Anda di blog ini. :)
-- Admin Dourbest2day.blogspot.com --