Kalian pernah denger nama Ummum Sulaim ga? hiks.. jujur, aku juga baru tau sekarang-sekarang ini karena ngaji dan kebetulan cerita ini beberapa kali diceritakan sama lebih dari satu ustad, makannya aku jadi sedikit inget (lho, sedikit sedikit inget.. sedikit sedikit inget.. inget ko sedikit sedikit? hihi lol). jadi gini, Ummu sulaim itu adalah seorang sahabiyah (sahabahiyah itu sahabat wanita, kalo cowo disebutnya sahabat). Ummu sulaim tuh punya anak namanya Anas bin Malik dan punya suami namanya Abu Thalhah.
Nah, singkat cerita, Anak Ummu Sulaim meninggal (anaknya adalah anak satu-satunya), dan kebetulan saat itu Abu Thalhah sedang tidak berada di rumah. Abu Thalhah saat itu udah tau kalo anaknya sedang sakit, makannya waktu Abu thalhah dateng, beliau langsung tanya sama istrinya " bagaimana keadaan anak kita?", kemudian Ummu Sulaim menjawab "Anak kita sudah tenang", nah, dalam fikiran Abu Thalhah dibilang anaknya sudah tenang tuh dikiranya sudah tidur, makannya Abu Thalhah tidak bertanya lebih jauh dan kemudian Ummu Sulain sebagai istri yang baik melayani Abu Thalhah, menemaninya, memberikan makan dan lain sebagainya, sampai ketika itu Ummu Sulaim meminta ijin kepada Abu Thalhah (untuk berhias), dan saat itu.. Ummu Sulaim berhias begitu cantiknya, lebih cantik dari biasanya dan mungkin hari itu adalah hari yang tercantik bagi Ummu Sulaim yang pernah Abu Thalhah liat. Setelah selesai berdandan begitu cantik dan menggodanya, Ummu Sulaim mulai melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri yang benar-benar melayani suaminya dengan baik, Ummu Sulaim benar-benar membuat Abu Thalhah tergila-gila dan membuat dia tidak memikirkan anaknya sama sekali, hanya kegiatan bersama istrinya. ketika mereka sudah melakukan ibadah mereka (hubungan suami istri).
Pelajaran yang bisa diambil dari cerita Ummu Sulaim:Dari jawaban "anak kita sudah tenang" ketika ditanya keadaan anaknya (yang pada saat itu sudah sebenarnya meninggal, mengandung pelajaran :
Eh, kalian kebayang gak si gimana kuatnya hati Ummu Sulaim yang pada saat anak satu-satunya meninggal, beliau masih kuat untuk melayani suaminya dengan sangat baiknya, masih bisa menyimpan kesedihan yang begitu mendalam dan mengeluarkannya pada saat yang tepat dengan kata-kata yang sangat bijak dan cerdas Subhanalllaahh... aku suka banget cerita Ummu Sulaim ini...
Hiks, aku gak yakin bisa sekuat Ummu Sulaim, Allah a'lam. Pada saat ayahku meninggal aja... aku pingsan... yeeeee ngetawain yaaa... dengerin dulu ceritanya.... saat itu aku udah di Jakarta, trus ada telpon kalau aku harus secepatnya pulang karena sakit ayahku kambuh (padahal saat aku di telpon tuh ayahku sudah meninggal), mereka gak langsung bilang ayah sudah meninggal karna takut terjadi apa-apa dalam perjalananku dari Jakarta-Cirebon yang butuh 3-4 jam perjalanan kereta. akhirnya ketika sampai di depan rumah.. terlihatlah semua kursi ruang tamu dan ruang tengah yang dikeluarkan dan suasana sepi karena semua orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing. tidak ada yang memberitahuku yang terjadi sebenarnya saat itu.... saat berdiri di depan pintu masuk.... saat aku sadar ada sesuatu yang terjadi.... saat sadar aku telah kehilangan ayah yang sangat aku cintai (karena aku sangat dekat dengan beliau dan hampir seluruh watak dan pemikiranku tidak jauh beda dengan beliau)..... saat itulah aku tidak kuat menahan diri dan blug... pingsan, trus digotong rame-rame masuk dan..... sudahlah... memang itu kenyataan hidup yang sudah, akan dan harus dihadapi oleh semua orang, tanpa terkecuali karena semua orang akan mati. Yang aku fikirkan sekarang adalah bagaimana caranya aku masih bisa berbakti pada orang tuaku, terutama ayahku yang sudah meninggal yaitu dengan cara mendoakannya. karena hanya ada 3 amalan seseorang yang tidak akan terputus walaupun dia sudah meninggal yaitu: 1. doa anak yang shaleh 2. ilmu yang bermanfaat dan 3. amal jariyah. so, insya Allah wahai ayahku... ini adalah salah satu cita-citaku untuk selalu menjadi anak yang shaleh agar doaku bisa diterima untukmu ayahku sayang... bersamamu adalah menyenangkan, mengingatmu adalah kebahagiaan, mendoakanmu adalah kewajiban. i love you father....semoga engkau Allah kumpulkan ke dalam golongan orang-orang shaleh di sana. amin... amin... aminn...
kepada pembaca.. aku mohon tolong aminkan doaku di atas. terima kasih.
ok, balik ke cerita lagi. setelah mereka selesai melakukan ibadah itu, Ummu Sulaim bertanya kepada Abu Thalhah "Wahai Abu Thalhah, apakah boleh seseorang yang menitipkan sesuatu dan dia ingin mengambil barang titipannya?" "ohh ya... pasti dong.. itu kan hanya barang titipan doang, so, yang dititipi gak berhak dong memiliki barang titipan itu dan penitip berhak mengambil barang miliknya kembali", setelah mendengar jawaban suaminya, Ummu Sulaim berkata " Kalau begitu, ridokanlah anak kita yang sudah diambil kembali oleh yang punya". Dug!!.. mendengar ucapan istrinya... Abu Thalhah marah "Kenapa kau tidak mengatakan kepadaku pada saat aku datang bahwa anakku sudah meninggal!!!!,"Muarrraaahhh lah Abu Thalhah kepada istrinya saat itu dan pergilah Abu Thalhah mengadu kepada Rasulullah kemudian menceritakan semuanya. setelah mendengar semua penuturan Abu Thalhah, Rasulullah bertanya kepadanya "Apakah engkau merasakan bagaikan pengantin baru pada saat itu?" Abu Thalhah menjawab, "Ya wahai Rasulullah.. istriku benar-benar memuaskanku, benar-benar melayaniku dengan baik dan aku bagaikan seorang pengantin baru" kemudian Rasulullah berkata " Semoga Allah membarakahi kalian di malam kalian", dan tau gak? dengan hasil hubungan di malam itu, Allah menghendaki Ummu Sulaim hamil dan memiliki banyak anak (kalo ga salah denger 10 deh,kalo ada pembaca yang tau... tolong ralat kalo aku salah ya... makasih), dan yang lebih Subhanallah lagiii kesemua anaknya hafal Al-Quran boo. Subhanalllah.. mati satu Allah ganti dengan 10 yang lebih baik lagi. so, jangan takut ya kalau kehilangan sesuatu... mungkin aja nanti Allah ganti dengan yang lebih baik lagi..lagian kan semua itu titipan Allah, bukan milik kita.
Pelajaran yang bisa diambil dari cerita Ummu Sulaim:Dari jawaban "anak kita sudah tenang" ketika ditanya keadaan anaknya (yang pada saat itu sudah sebenarnya meninggal, mengandung pelajaran :
- Hendaknya istri selalu memilih kata-kata yang terbaik yang diucapkan kepada suaminya
- bolehnya bertawriyah, bertawriyah adalah menyembunyikan makna dari apa yang kita ucapkan sehingga orang yang kita ajak bicara akan mengartikan lain yang sebenarnya itu bukan maksud dari apa yang kita ucapkan. misalnya kita tidak diperbolehkan oleh orang tua kita untuk mengaji... trus pada saat kita keluar rumah dan ditanya oleh orang tua kita, kita gak jawab mau ngaji, tapi jawab "mau belajar bersama teman-teman", ini diperbolehkan. karena kita tidak membohongi orang tua kita. maksud kita mau belajar (belajar ngaji) bersama teman-teman (ya.. bersama teman-teman yang ada di tempat kajian itu..). dalam hal ini Ummu Sulaim menjawab "dia sudah tenang" maksud beliau adalah sudah meninggal, dan dimaknai oleh suaminya adalah sudah tidur, bukan sudah meninggal seperti maksud dari Ummu Sulaim yang sebenarnya. Tawriyah ini diperbolehkan dalam islam untuk menghindari bahaya yang menimpanya atau dilakukan karena suatu kebutuhan yang mendesak. tapi yaa.. tetep... setelah clear semuanya... dia mesti menjelaskan apa maksud yang sebenernya dari perkataannya itu. oya, TAPI tawriyah ini tidak boleh dilakukan berulang-ulang lho... karena akan menimbulkan kemunafikan. nahhh lhoo mau tawriyah ya??? weeeeee...
- Sunnahnya mentahnik bayi. mentahnik bayi yaitu memberi makan bayi dengan kurma yang telah dikunyah oleh orang shaleh dan kunyahan itu dimasukkan ke dalam mulut bayi dan ditempelkan di langit-langit mulut dan lidah si bayi sekalian didoakan keberkahan oleh orang shaleh tersebut. kalau tidak ada sama sekali orang shaleh yang bisa mentaknik, orang tuanya pun bisa melakukannya. mentahnik ini adalah sunnah yang sering sekali ditinggalkan karena tidak banyak orang yang mengetahuinya padahal di zaman Rasulullah sering sekali dilakukan karena ditahnik oleh orang yang shaleh adalah salah satu cara sesuai sunnah untuk menjadikan anak kita shaleh dan shalehah.
- Wajib atas seorang ayah untuk memberi nama anaknya dengan nama yang baik. bila dia tidak mampu, dia bisa tanyakan kepada yang mengetahui.
- Disunnahkan bagi seorang muslim untuk mengganti namanya yang bermakna buruk.
- Haram memberi nama seperti nama-nama orang kafir.
Terakhir.... (yang ini emang belom diceritain di atas)... aku ceritain dulu ya.. baru nanti kutulis pelajaran apa yang bisa diambil. hmmm jadi gini... pada saat anaknya Ummu Sulaim meninggal, Ummu Sulaim bilang sama tetangga-tetangganya.. "tolong jangan ada siapapun yang mengabarkan pada suamiku bahwa anakku meninggal, biar aku sendiri yang akan menyampaikannya langsung" trus nyambung deh ama cerita di atas yang Ummu Sulaim bla bla bla.. dengan suaminya. Nah, dari kata-kata Ummu Sulaim ini, kita bisa ambil pelajaran bahwa:
- Sebuah rumah tangga tidak boleh diintervensi oleh siapapun bahkan oleh orang tua sendiri dan mertua. mereka tidak boleh ikut campur urusan rumah tangga anaknya bagaimanapun sayang mereka terhadap anaknya. Orang tua hanya boleh mengarahkan dan menasehati anak menantunya, tapi tidak untuk mencampuri urusan mereka.
- Wajibnya menciptakan komunikasi dalam rumah tangga. tidak boleh ada yang disembunyikan (harus selalu terbuka antara suami dan istri) dan dalam penyampaian sesuatu tetap harus dilakukan dengan cara yang baik, terutama istri terhadap suaminya.
- Seorang istri bila menegur pasangan hidupnya (suaminya) hendaklah ketika suaminya dalam keadaan tenang, dalam keadaan semua haknya sudah terpenuhi, so, cari waktu yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu terutama apabila ada masalah. seperti apa yang dilakukan Ummu Sulaim.
- Bolehnya istri bersolek untuk suaminya, memakai wewangian dan berdandan secantik mungkin untuk mengikat hati suaminya. hmmm... hehe.
- Janganlah merasa memiliki sesuatu di dunia ini. Tapi berfikirlah bahwa semua yang kita punya ini hanyalah titipan Allah dan akan diambil sewaktu-waktu oleh yang punya (Allah), termasuk anak dan anggota keluarga kita. Apalagi cuma uang atau benda yang hilang, ga usah terlalu dipikirin deeehh.... dibikin enjoy aja hidup ini.. nikmati apa yang kita punya dan jangan melihat apa yang orang lain punya. hidup ini indah apabila kita menikmatinya, maka nikmatilah!..
Eh, kalian kebayang gak si gimana kuatnya hati Ummu Sulaim yang pada saat anak satu-satunya meninggal, beliau masih kuat untuk melayani suaminya dengan sangat baiknya, masih bisa menyimpan kesedihan yang begitu mendalam dan mengeluarkannya pada saat yang tepat dengan kata-kata yang sangat bijak dan cerdas Subhanalllaahh... aku suka banget cerita Ummu Sulaim ini...
Hiks, aku gak yakin bisa sekuat Ummu Sulaim, Allah a'lam. Pada saat ayahku meninggal aja... aku pingsan... yeeeee ngetawain yaaa... dengerin dulu ceritanya.... saat itu aku udah di Jakarta, trus ada telpon kalau aku harus secepatnya pulang karena sakit ayahku kambuh (padahal saat aku di telpon tuh ayahku sudah meninggal), mereka gak langsung bilang ayah sudah meninggal karna takut terjadi apa-apa dalam perjalananku dari Jakarta-Cirebon yang butuh 3-4 jam perjalanan kereta. akhirnya ketika sampai di depan rumah.. terlihatlah semua kursi ruang tamu dan ruang tengah yang dikeluarkan dan suasana sepi karena semua orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing. tidak ada yang memberitahuku yang terjadi sebenarnya saat itu.... saat berdiri di depan pintu masuk.... saat aku sadar ada sesuatu yang terjadi.... saat sadar aku telah kehilangan ayah yang sangat aku cintai (karena aku sangat dekat dengan beliau dan hampir seluruh watak dan pemikiranku tidak jauh beda dengan beliau)..... saat itulah aku tidak kuat menahan diri dan blug... pingsan, trus digotong rame-rame masuk dan..... sudahlah... memang itu kenyataan hidup yang sudah, akan dan harus dihadapi oleh semua orang, tanpa terkecuali karena semua orang akan mati. Yang aku fikirkan sekarang adalah bagaimana caranya aku masih bisa berbakti pada orang tuaku, terutama ayahku yang sudah meninggal yaitu dengan cara mendoakannya. karena hanya ada 3 amalan seseorang yang tidak akan terputus walaupun dia sudah meninggal yaitu: 1. doa anak yang shaleh 2. ilmu yang bermanfaat dan 3. amal jariyah. so, insya Allah wahai ayahku... ini adalah salah satu cita-citaku untuk selalu menjadi anak yang shaleh agar doaku bisa diterima untukmu ayahku sayang... bersamamu adalah menyenangkan, mengingatmu adalah kebahagiaan, mendoakanmu adalah kewajiban. i love you father....semoga engkau Allah kumpulkan ke dalam golongan orang-orang shaleh di sana. amin... amin... aminn...
kepada pembaca.. aku mohon tolong aminkan doaku di atas. terima kasih.
Trima kash yah akhirnya tau uga nhi ceritanya hehe subhanallah
BalasHapusSama-sama.....
BalasHapus