9.06.2008

Kesan dan pesan sementara tarling dan bubar

Udah 5 hari ini puasa, dan Alhamdulillah udah berapa hari ini juga ngadain kegiatan Tarling (Taraweh keliling), Bubar (Buka bareng) dan Burija (Buka sendirian aja qeqeqe) di beberapa tempat di Jakarta dan di kosan tentunya. Ummmm... tempat-tempat yang pernah dikunjungi untuk bertaraweh Ramadhan tahun ini nyaeta : masjid sebelah kanan, sebelah tengah ama sebelah kiri kost-an di karet (hiks... lupa dah nama-nama masjidnya apaan, taunya masjid Babussalam doang yang di tengah-tengah)Kalo masjid yang lain... baru masjid Al-hakim di Menteng, Masjid Al-Hikmah di Sabang. Insya Allah nanti mau taraweh ke masjid Al-azhar blok M, Masjid BI, Masjid di kantor, masjid Sunda Kelapa, masjid Labschool Rawamangun (hiks.. mengenang masa lalu kost di daerah situ) dan... masih belum tau, liat tar aja.

Seneng deh kalo bisa taraweh keliling gitu... jadi bisa tau banyak tempat di Jakarta, jadi tau banyak masjid di Jakarta, bisa tau juga tempat-tempat makan yang enak secara banyak yang jualan makanan yang lumayan buat wisata kuliner, trus juga bisa..... hehehe.

Dari sekian masjid itu,setauku yang paling nyaman untuk shalat (bacaan sang imamnya fasih banget lho... seneng deh dengernya..) plus wisata kuliner adalah masjid Al-Hakim di Menteng, di deketnya ada warung-warung tenda kayak di Paris gitu (hiks... kayak tau Paris aja..lol). Masjidnya tuh Subhanallah.. terawat banget dan nyaman, coba deh sekali-sekali dateng ke sana, trus rasakan sambutan bau yang hmmmm... wanginya saat masuk ke masjid, dengan diiringi AC akan membuat kita tidak henti-hentinya menyengajakan diri menghirup nafas panjang beberapa kali kayak iklan sabun gitu, secara ingin menikmati wangi sambil melihat-lihat panorama atap yang dibuat menawan, cantik, warnanya kuning hhhhhhmmmmmm nyaman banget buat shalat, tapi gak boleh buat tidur/tiduran karena ada tulisan "Dilarang tidur/tiduran di dalam masjid" hehe aku jadi berfikir... bisa gak ya masjid-masjid yang lain kayak gitu?. Kalo Sabang, untuk wisata kulinernya enak banget.. secara terkenal bo!, untuk tarawehnya juga lumayan, tapi sayangnya kalo di sana tuh air untuk wudhu nya bau apa ya? kaya bau besi berkarat gitu.. itu doang sih yang gak enaknya. kalo ada yang mau shalat di Sabang, lebih baik ambil wudhu di Sarinah (masuk aja ke restroom Mc. D nya, di sana ada tempat khusus wudhu dan airnya enggak bau, kalo buat shalat 5 waktu juga bisa cuma ngantri) atau bisa juga ambil wudhu di mall sebelahnya masjid itu, airnya bagus juga kok.

Trus dari sekian masjid itu.. yang paling enggak nyaman adalah masjid di sebelah kiri kost-an ku, lupa dah masjid apa namanya, masjidnya lumayan gede.. tappiii anak-anak nya itu loh masya Allah.... buanyak buanget dan ribbbwwwuuuuuuuttttt nya minta ampuuunn!!, tambahan pula shaf nya tuh pada ngelompok-ngelompok gitu karena mereka fikir tempat shalatnya masih luas jadi bisa milih tempat shalat senyamannya mereka aja. So, ada yang di luar, ada group belakang, ada group tengah kiri sampe minggir pintu tapi group tengah kanan kosong blong, shaf tengah persis kosong satu shaf jadinya kayak red carpet gitu.., trus antara satu dan jama'ah yang lain tuh jaraknya jauh banget karena mereka berpatokan bahwa shaf itu dibatasi sajadah. Makannya yang sajadahnya paling gede ya.... dia akan dapat tempat paling luas untuk shalat. Masya Allah... kacau beliau deh. Tapi kalo denger imamnya baca Qur'an, keren lho, tajwidnya bagus dan cara dia ngimami juga bener, mmmm artinya gak terburu-buru shalatnya jadi kayak senam gitu... tapi di sana tuh tuma'ninah, bacaan tajwidnya benar dan bagus, cuma ya... suaranya jadi kalah sama ributnya anak-anak yang berlarian ke sana-ke mari masya Allah...

Dari sekian masjid, hampir semua jama'ah di semua masjid itu melakukan kesalahan serupa dalam shalat yaitu tidak merapatkan shaf dan meluruskannya. Padahal sang imam selalu mengingatkan jama'ahnya untuk "luruskan dan rapatkan shaf, karena ini merupakan salah satu kesempurnaan shalat," tapi tetap saja mereka berjauh-jauhan dan mempunyai daerah kekuasaan shalat seluas sajadah mereka. padahal islam mengajarkan untuk merapatkan dan meluruskan shaf, karena syetan berupaya untuk mencari celah untuk ditempatinya dalam barisan shaf shalat.

banyak kok hadis tentang shaf ini:

Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena kelurusan shaf itu termasuk kesempurnaan shalat. (Ahmad dalam Musnad Almuktsirin (12348), H.R Muslim dalam Ash Shalat (433)

Nu'man bin Basyir menuturkan bahwa dirinya mendengar Rasulullah bersabda, "Hendaknya kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan menimbulkan perselisihan di antara kalian."
Dalam riwayat Muslim dikatakan bahwa Rasulullah meluruskan shaf para sahabat seolah-olah beliau meluruskan anak-anak panah sehingga beliau yakin bahwa kami telah memahami perintahnya. Pada suatu hari, nabi keluar dan berdiri hampir bertakbir. Namun beliau melihat seseorang yang menonjolkan dadanya. Nabi lantas bersabda, "Wahai hamba Allah, hendaklah kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan menimbulkan perselisihan di antara kalian." (H.R Bukhari dalam Al Adzan (676), H.R Muslim dalam Ash Shalat (436).

Anas bin Malik menuturkan bahwa neneknya yang bernama Mulaikah mengundang Rasulullah untuk jamuan makan yang dibuatnya untuk beliau. Nabi pun menyantap hidangan, dan (setelah itu) bersabda, "Berdirilah kalian, aku hendak mengerjakan shalat bersama kalian."
Anas berkata, "Aku lantas beranjak menuju tikar milik kami yang telah menghitam karena sudah lama dipakai. Aku lantas memercikkan air padanya. Lalu Rasulullah berdiri. Sedangkan aku dan seorang anak yatim membentuk shaf di belakang beliau dan wanita tua berada di belakang kami. Beliau mengerjakan shalat dua rakaat bersama kami, kemudian pulang.
Dalam riwayat Muslim dikatakan bahwa Rasulullah mengerjakan shalat dengan Anas dan ibunya. Anas mengatakan, "Nabi meletakkanku di sebelah kanannya dan meletakkan wanita di belakang kami."
Yang dimaksud dengan anak yatim di atas adalah Dhumairah yaitu kakek Al Husain bin Abdullah bin Dumairah. (H.R Bukhari dalam Ash Shalat (380), H.R Muslim dalam Al Masajid dan Mawaadi' Ash Shalat (658).

Ibnu Abbas mengatakan "Aku bermalam (di rumah) bibiku yang bernama Maimunah. Nabi bangun dan mengerjakan shalat malam. Aku berdiri di sebelah kirinya, maka beliau pun memegang kepalaku dan meletakkanku di sebelah kanannya. (H.R Bukhari dalam Al Adzan (699).
/>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda di blog ini. :)

-- Admin Dourbest2day.blogspot.com --