9.01.2008

Ustadz Indonesia Laris Manis di Malaysia

Senin, 1 September 2008 | 17:10 WIB (KOMPAS)

KUALA LUMPUR, SENIN - Para ustadz atau ulama Indonesia selama bulan Ramadhan banyak mengisi ceramah dan menjadi imam masjid di Malaysia. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Malaysia, Magfur Machrodji, Ustadz Miftah asal Jakarta, dan Ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Malaysia, Irfan Syauqi Beik, mengemukakan hal itu dalam wawancara terpisah di Kuala Lumpur, Senin (1/9).

"Sudah lama ustadz WNI, baik mereka yang sudah tinggal lama di Malaysia dan sudah mendapatkan permanen resident, memberikan ceramah di surau-surau Malaysia. Beberapa ustadz kita sudah populer di Malaysia," kata Magfur.

"Misalnya, Ustadz Ahmad Muaidi Rofi’ih asal Madura, Ustadz Tunggul Wahidin, ustadz Syarif asal Bawean. Mereka termasuk yang sering memberikan ceramah di surau-surau Malaysia. Jadi bukan hanya TKI, atau artis musik Indonesia laku keras di Malaysia. Ketika bulan Ramadhan pun, ustadz dan ulama kita laku keras di Malaysia," kata Magfur, WNI yang sudah memiliki ijin tinggal tetap (permanent resident ) dan sudah 25 tahun bermukim di Malaysia.

Ustad Miftah, asal Jakarta, yang sudah 15 tahun tinggal di Malaysia, membenarkan pernyataannya. "Jadwal saya sejak hari pertama hingga hari raya Idul Fitri, Alhamdulillah sudah penuh," katanya.

Sebagai penceramah, ia mengakui tidak terhitung jumlah penceramah atau ulama Indonesia yang sering memberikan siraman rohani dari masjid ke masjid di Malaysia. "Banyak sekali WNI yang memberikan ceramah di Malaysia. Tidak terhitung," katanya.

Sebagai salah seorang dosen di Universiti Islam Antarbangsa (UIA), Miftah mengemukakan, banyak sekali dosen di UIA yang WNI maupun mahasiswa S2 atau S3 yang menjadi penceramah atau imam masjid di Malaysia, apalagi selama bulan Ramadhan ini.

Ketika ditanya, mengapa banyak WNI memberikan ceramah di Malaysia, Miftah mengatakan, karena kemampuan mereka banyak diminta ceramah atau berikan siraman rohani bagi masyarakat Malaysia selama bulan suci ini.

"Rakyat Malaysia banyak yang berguru ke Indonesia. Banyak juga yang membaca buku-buku Islam terbitan Indonesia. Mereka bisa menerima dan senang dengan ustads atau guru agama asal Indonesia," tambah dia.

Malaysia memang banyak mengirim mahasiswa ke Mesir dan Arab Saudi, tapi banyak yang milih menjadi guru agama di SD, SMP atau jadi dosen yang pendapatannya tetap dan masa depan terjamin. Jarang mereka mau pilih menjadi penceramah yang penghasilannya tidak pasti," ujar dia sambil bergurau.

"Tapi karena kapasitas dan kemampuan penceramah Indonesia yang bagus, maka ustadz Indonesia bisa diterima masyarakat Malaysia. Jika tidak berbobot mana mungkin bisa diterima," katanya.

Salah seorang dosen fakultas ekonomi Dr Ugi Suharto mengakui, ia lebih sering menjadi imam masjid daripada penceramah. "Sekali dua kali saya diminta berceramah, tapi kebanyakan menjadi imam masjid karena saya menjadi imam masjid di perumahan saya di Shah Alam, Selangor," kata Dr Ugi, WNI yang menjadi dosen di universitas Islam bergengsi itu.

Ketua PPI Malaysia, Irfan Syauqi Beik, mengakui, cukup banyak mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani program studi S2 dan S3 di Malaysia diminta menjadi imam atau penceramah di masjid-masjid Malaysia. "Lumayan penghasilan tambahan," katanya.

Menurut mereka, menjadi penceramah di masjid Malaysia penghasilannya lumayan rata-rata 100 ringgit (sekitar Rp285.000) sekali ceramah.

---------------
Ustadz Indonesia Laris Manis di Malaysia.
"..ia mengakui tidak terhitung jumlah penceramah atau ulama Indonesia yang sering memberikan siraman rohani dari masjid ke masjid di Malaysia. "Banyak sekali WNI yang memberikan ceramah di Malaysia. Tidak terhitung".
"Ketika ditanya, mengapa banyak WNI memberikan ceramah di Malaysia, Miftah mengatakan, karena kemampuan mereka banyak diminta ceramah atau berikan siraman rohani bagi masyarakat Malaysia selama bulan suci ini.

Bacalah kutipan berikut:
"Tidak terhitung jumlah penceramah atau ulama Indonesia yang sering memberikan siraman rohani dari masjid ke masjid di Malaysia"
"karena kemampuan mereka"

Apakah artinya? artinya orang Indonesia sebenarnya banyak yang pintar-pintar bukan? masyarakat Indonesia punya kemampuan yang besar, punya potensi yang tidak bisa diremehkan, kalau dikembangkan!.

Topik yang akan saya bahas di sini hanya terbatas pada "kemampuan (kecerdasan)dan potensi masyarakat Indonesia" dan terlepas pada hukum membayar penceramah yang sekarang ini dijadikan ladang penghasilan, bukan lagi sebagai ladang kewajiban mereka berdakwah dan menyampaikan ilmu.

Ok. Saya sering mendengar dari para dosen saya bahwa dulu kita bangga karena dunia pendidikan kita di gugu dan ditiru sehingga banyak para pelajar dari luar negeri yang belajar di Indonesia, terutama orang-orang Malaysia.. itu dulu.. dulu.. dulu sekali!!. Sekarang keadaan berbalik, kita yang harus belajar pada mereka. Mengapa seperti itu? karena dulu, setelah mereka diajarkan sistem pendidikan kita, mereka benar-benar menerapkannya dalam sistem pendidikan mereka... dan kenapa kita menjadi seperti ini? karena kita sibuk di dalam negeri sendiri dan terlena dengan bagusnya pendidikan kita sehingga terus sibuk bereksperiment dengan sistem yang baru dan setiap tahun sibuk berganti materi dan kurikulum baru sampai tidak sadar bahwa sebenarnya kita sudah tertinggal. Sedangkan mereka... Mereka benar-benar sibuk membenahi dan bereksperimen dengan sistem pendidikan dunia yang terbaik, sibuk mengirimkan para pendidik mereka belajar ke negara yang punya sistem pendidikan paling bagus, menerapkan sistem itu di negaranya sehingga sistem pendidikan mereka benar-benar menjadi bagus, dan kita tetap.... masih sibuk dengan diri sendiri dan... tertinggal........

Itu awal dari ketidakberesan pendidikan kita. Lalu apa hubungannya dengan topik kemampuan (kecerdasan) dan potensi masyarakat Indonesia? Ada. Jawabannya sudah termaktub di atas. Memang yang membuat kita seperti ini adalah karena salahnya sistem pendidikan kita, tetapi apabila kita melihat dari individu-individu masyarakat Indonesia, sebenarnya kita adalah manusia yang bisa diandalkan dan punya potensi besar kalau benar-benar dikembangkan dengan sistem pendidikan yang baik. Lihat saja, kita banyak memenangkan olimpiade fisika, matematika dan lain-lain nya untuk saat ini, karena saya tidak tahu lagi apakah di masa yang akan datang masih akan ada aset emas bangsa yang dipajang dan jadi kebanggaan, bila sistem pendidikan kita masih seperti ini. Cobalah kapan-kapan Anda datang ke Departemen Pendidikan Nasional di Jl. Sudirman, Jakarta, ketika Anda masuk ke gedung yang menuju perpustakaan, di sana terpajang foto-foto (beberapa) anak bangsa yang berotak cemerlang yang memenangkan berbagai lomba ilmiah (yang kebetulan terdaftar di sana) sambil memamerkan medali yang mereka raih. Ya, suatu kebanggaan!. Lalu apakah ada jaminan aset-aset emas bangsa itu akan bisa meneruskan pendidikan mereka sampai akhir?. Allah a'lam. Saya mempunyai beberapa teman seangkatan di SMU yang saat itu mereka dikirim untuk mengikuti olimpiade Internasional. Saya tidak tahu pasti sekarang mereka di mana, saya hanya berharap semoga mereka benar-benar dikembangkan karena mereka memang merupakan aset yang berharga dan insya Allah berguna sekali untuk kemajuan bangsa ini. Tapi ada juga beberapa teman SMU saya, yang sama mempunyai otak yang cerdas juga tapi sangat disayangkan mereka tidak bisa meneruskan ke perguruan tinggi hanya karena tidak ada biaya. Mengenaskan sekali!!... saya yakin kejadian ini bukan hanya di satu sekolah, tapi di banyak sekolah-sekolah lain di Indonesia. Jika ada 10 orang saja aset emas bangsa yang terlantar di suatu sekolah dikalikan dengan banyaknya sekolah di Indonesia, coba bayangkan betapa banyaknya mutiara bangsa yang berharga terbuang begitu saja... sia-sia. lalu Bagaimana Indonesia tidak tertinggal!!..

Waktu itu saya pernah melihat siaran televisi yang menayangkan seorang peraih medali emas kejuaran dunia catur pelajar asal Riau, Yuni Veronika (11) yang telantar setelah pulang dari acara silaturahmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Memalukan sekali!. Seorang peraih medali emas catur pelajar!.. peraih medali emas catur!.. sampai terlantar seperti itu!!. Memalukan!!. Saya yakin apabila ada orang dari luar negeri yang mau mengambil dia sebagai anak didiknya, dididik dia dengan pendidikan yang bagus, saya tidak akan kaget apabila dia akan menjadi seorang peraih medali emas catur tingkat Internasional dari suatu negara dan menjadi kebanggaan negara itu, bukan kebanggaan Indonesia lagi, karena dia sudah pindah kewarganegaraan mengikuti orang yang mendidik dia.

Itulah yang sering terjadi di Indonesia. Kita mempunyai banyak sumber daya yang sangat bagus, tapi tidak kita olah, kita punya anak-anak bangsa yang cemerlang tapi tidak kita kembangkan. Tetapi apabila ada negara tetangga atau orang dari luar Indonesia yang mengambil barang kebanggaan kita yang tidak kita perhatikan, barulah kita marah!!!... apabila ada anak bangsa yang kita telantarkan dan diambil orang dari negara yang lain dan akhirnya menjadi kebanggaan bangsa tersebut... barulah kita menyesal dan mengungkit-ungkit mencari siapa yang salah!!.. itukah Indonesiaku tercinta???...

Wahai para pejabat, para pemimpin negeri... sadarlah!!!... amanat yang kalian pikul begitu besar!!... janganlah kalian hanya meributkan partai politik, kenaikan gaji dan penghasilan saja. Lihatlah kepada mereka yang kalian harus bertanggungjawab kepadanya. Lihatlah kehidupan mereka terlantar dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak sedangkan kalian diributkan dengan pembagian mobil mewah dan perselingkuhan karena terlalu banyaknya uang!!...

Terlalu banyak masalah yang ada di negeri ini, terlalu rumit dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk berbenah. Tapi Saya yakin, apabila kita fokuskan dan prioritaskan kepada satu bidang saja yaitu Sistem pendidikan yang baik, (tentunya diikuti dengan perbaikan kebijakan yang lain terutama program televisi), insya Allah yang lain akan mengikuti menjadi lebih baik pula. tidak ada kata yang bisa diucapkan selain doa dan harapan, semoga para pemimpin kita bisa sadar dan mau membenahi negeri ini. Kita sebagai anak bangsa, hanya bisa membantu untuk melakukan yang terbaik semampu kita. Mari lakukanlah yang terbaikmu hari ini, jangan tunda besok, tetapi lakukan hari ini!, semoga kita akan dapat bersama mengenyam manisnya di kemudian hari. - Do Your Best Today! -

/>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda di blog ini. :)

-- Admin Dourbest2day.blogspot.com --