TANDA-TANDA KIAMAT
Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Auf bin Malik Radiallahu ‘Anhu, dia berkata: Saya menghadap Rasulullah ketika terjadi perang Tabuk. Waktu itu beliau berada dalam kemah berwarna sawo matang. Beliau bersabda,
“ Hitunglah enam peristiwa menjelang terjadinya kiamat: kematianku, kemudian ditaklukkannya Baitul Maqdis, kemudian yang menyergap kamu sekalian bagaikan buduk kambing, kemudian harta melimpah ruah sehingga seseorang lelaki diberi upah seratus dinar, namun masih tetap juga tidak rela menerimanya, kemudian terjadi huru-hara yang tidak membiarkan satu rumahpun dari bangsa arab kecuali dimasukinya, kemudian genjatan senjata antara kamu sekalian dengan Bani Ashraf (bangsa Eropa). Lalu mereka berkhianat. Mereka datang kepadamu dengan membawa delapan puluh bendera, di bawah tiap-tiap bendera dua belas ribu (tentara).”
Abu Daud meriwayatkan dari Abu Dardah’ Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Sallallah Alayhi Wasallam bersabda, “sesungguhnya kemah besar kaum muslimin pada hari pertempuran sengit ada di Ghauthah, di sebelah kota yang bernama Dimasyqa (Damaskus), salah satu kota terbaik di Syam.”
Cepat-cepatlah kamu melakukan amal-amal (shaleh) sebelum datangnya enam peristiwa: terbitnya matahari dari barat, datangnya Dajjal, munculnya asap, munculnya binatang melata dari dalam bumi, kematian setiap kamu sekalian dan perkara umum (hari kiamat).”
Qatadah berkata, “Apabila Rasulullah mengatakan ‘perkara umum’, maka yang dimaksud adalah perkara kiamat.”
Dalam riwayat Imam Ahmad lainnya, dari Hudzaifah bin Asad, dia berkata: Nabi Shallallah ‘Alayhi Wasallam tiba-tiba muncul di hadapan kami sedang membicarakan Kiamat, beliau bersabda, “apa yang kalian perbincangkan? “Kami menjawab, “Kami memperbincangkan soal kiamat, “Beliau bersabda, “Sesungguhnya kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda: asap, dajjal, binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali tanah tenggelam: tanah tenggelam dari timur, tanah tenggelam dari barat, dan tanah tenggelam dari jazirah Arab. Dan akhir dari semua itu adalah api yang muncul dari arah timur, menggiring manusia menuju tempat perhimpunan mereka.”
Menurut Imam Ahmad dari Dzu Makhmar, Rasulullah Sallallah ‘Alayhi Wasallam, beliau bersabda,
“Kamu sekalian akan berdamai dengan orang-orang Romawi dengan perdamaian yang sentausa, dan kamu bersama mereka akan mengalahkan musuh yang ada di belakang mereka, lalu kamu selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kamu singgah di suatu padang rumput yang berbukit-bukit. Tiba-tiba bangkitlah seorang Romawi lalu mengangkat salib seraya berkata, ‘salib lebih unggul.’ Maka dihampirilah dia oleh seorang lelaki dari kaum muslimin lalu dibunuhnya. Mulai saat itulah orang-orang Romawi berkhianat dan terjadilah peperangan-peperangan sengit. Mereka menghimpun kekuatan menyerang kamu sekalian lalu datanglah mereka kepadamu dengan delapan puluh bendera, tiap-tiap bendera disertai sepuluh ribu (tentara).”
Imam muslim meriwayatkan dari Al-Mustaurid Al-Quraisy yang berkata: Pernah saya mendengar Rasulullah Shallallah ‘Alayhi Wasallam bersabda, “Kiamat akan terjadi di kala orang-orang romawi merupakan bangsa terbanyak.”
SIFAT-SIFAT BAIK BANGSA ROMAWI
Muslim meriwayatkan: Al-Mustaurid Al-Quraisyi berkata di hadapan ‘Amr bin ‘Ash, pernah saya mendengar Rasulullah Shallallah ‘Alayhi Wasallam bersabda, “kiamat takkan terjadi di kala orang-orang Romawi merupakan bangsa yang terbanyak.”
‘Amr kepada Al-Mustaurid berkata, “Berhati-hatilah tentang apa yang akan kamu katakan itu!”
Al-Mustaurid menjawab, “Aku hanya mengatakan apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallah ‘Alayhi Wasallam.”
‘Amr berkata, “Sungguh, jika apa yang kamu katakana itu benar, maka memang pada bangsa Romawi itu benar-benar memiliki empat sifat bangsa yang paling bijak ketika terjadi huru-hara, bangsa yang paling cepat sadar setelah ditimpa musibah, bangsa yang paling cepat menyerang kembali dalam peperangan setelah lari, dan bangsa yang paling baik perlakuannya terhadap orang miskin, anak yatim dan orang yang lemah. Adapun sifat baik dan indah yang kelima ialah, mereka adalah bangsa yang paling tahan terhadap kedzaliman raja-raja.”
Ummm… setelah baca yang terakhir ini, aku jadi berfikir tentang politik, demo dan kegiatan lain yang menyudutkan dan menyerang pemerintah secara langsung di Negara kita, Indonesia. Dalam hadis ini dikatakan “Adapun sifat baik dan indah yang kelima ialah, mereka adalah bangsa yang paling tahan terhadap kedzaliman raja-raja.” Berarti secara langsung hadis ini mengatakan bahwa patuh pada pemerintah, tunduk pada pemerintah merupakan hal yang sangat baik dan indah. Terlebih lagi di sana dikatakan “paling tahan terhadap kedzaliman raja-raja” berarti pada saat itu raja-raja mereka (pemimpin Negara) mereka berlaku sewenang-wenang terhadap rakyatnya dan mereka bisa tahan, dan sifat tahan mereka itu Rasulullah katakan sebagai sifat baik dan indah Subhanallah… berarti apa yang sedang terjadi di negeri kita ini, dimana pemerintah di demo di depan umum, dicaci sedemikian rupa sehingga siapapun yang menjadi pemimpin yang mereka pilih, akan mereka turunkah kembali. Memilih sendiri dan menurunkan sendiri, suatu hal yang ironi dan lucu. Padahal Rasulullah bersabda bahwa kita harus taat kepada pemimpin, siapapun itu meskipun pemimpin itu dzalim, dan merupakan sifat yang baik dan indah apabila kita tahan terhadap kedzalimannya (berdasarkan hadis di atas). Melalui kalimat ini kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa kita (kaum muslimin yang menjadi rakyat) hanya bisa menerima apapun perlakuan pemerintah kepada kita, hanya bisa tunduk dan patuh tanpa ada tanggungjawab untuk berkomentar atau menasehati mereka. Tidak! Ini salah besar.
Kita sebagai seorang muslim mempunyai adab dan akhlak terhadap siapapun itu, terhadap orang tua, tetangga, pemimpin, bahkan terhadap binatang atau makanan sekalipun yang tidak bernyawa…. Rasulullah mengajarkan beradab terhadap mereka. Contoh adab terhadap makanan yaitu “ kita tidak boleh mencaci makanan misalnya mengatakan “cih, makanan apa.. ini, ga enak banget sii…” atau membuangnya atau memakannya dengan tangan kiri dan perbuatan lain yang dikategorikan menghina makanan. Kembali lagi kepada tunduk dan patuh pada pemerintah. Tidak! Sekali lagi tidak!.. itu merupakan kesalahan besar apabila kita mengatakan kita tidak bisa menasehati atau mengkritik pemerintah. Bisa! Itu bisa dan boleh dilakukan terlebih lagi yang memerintah adalah seorang muslim. Kita punya kewajiban untuk mengingatkan sesama muslim TAPPPIIIII… Dengan adab dan akhlak dan tata cara sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan tentang bagaimana menegur atau menasehati sesama muslim. Rasulullah Sallallah ‘Alayhi Wasallam mengajarkan kepada kita untuk menegur atau menasehati sesama muslim dengan cara face to face/4 mata/berhadapan secara langsung. Tapi apabila hal itu tidak bisa atau tidak mungkin dilakukan, maka kita bisa menasehatinya atau menegurnya melalui surat atau telpon atau email atau apapun media yang bisa sampai padanya tanpa diketahui orang lain. Kenapa mesti tidak boleh diketahui orang lain? Karna ini menyangkut aib seseorang apalagi sesama muslim. Kita menegur atau menasehati seseorang berarti dia berbuat salah atau mungkin dia mempunyai kekurangan. Kita tidak boleh mengumbar-ngumbar, mengumumkan kekurangan orang lain di depan umum, terlebih dia adalah seorang pemimpin yang diejek-ejek di depan rakyatnya melalui demo-demo dan semacamnya. Contoh kita sendiri, apakah kita mau kekurangan atau kelemahan kita dibeberkan ke semua orang biar mereka tau semua kejelekan dan kekurangan kita? Engga kan?!!!... yaaa pemimpin juga sama.. dan Subhanallah… Rasulullah benar-benar seorang yang berakhlak tinggi, sangat mulia. So, siapapun kalian, apabila kalian mengikuti Rasulullah, maka ikutlah apa yang Rasulullah ajarkan. Lagian kita punya tugas masing-masing, punya urusan masing-masing. Kenapa pula kita bersusah payah mengurusi urusan mereka? Toh mereka itu sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya. Ya sudah, tugas kita hanya menasehati, tidak mengatur dia harus ini itu terlebih menjelek-jelekkan dia di depan umum. Masya Allah… Na’udzubillah minzalik.
Apabila kita mempermalukan atau membuka-buka aib saudara kita di dunia, insya Allah Allah akan membalasnya dengan membuka aibnya di akhirat nanti. Sadarilah itu wahai saudara-saudaraku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar Anda di blog ini. :)
-- Admin Dourbest2day.blogspot.com --