"Hargailah keinginan gadis kecil yang menyukai permainan."
Diriwayatkan di dalam ash-shahiihain HR. Al-Bukhari (no.5190) dan Muslim (no.892)dari hadits Ummum Mukminin, 'Aisyah, beliau berkata:
"Orang-orang habasy (Ethiophia) bermain dengan tombak-tombak mereka, lalu Rasulullah menutupiku sedangkan aku senantiasa melihat mereka sehingga aku sendiri yang pergi. Hargailah keinginan gadis kecil yang menyukai permainan.
Dan di dalam riwayat an-Nasai di dalam as-Sunanul Kubraa dengan sanad yang shahih (HR. An-Nasa-i di dalam as-Sunanul Kubraa (Jilid I, NO. 8951). Al-Hafizh Ibnu Hajar menshahihkan sanad riwayat ini (Fat-hul Baari II/444) dari Aisyah, beliau berkata:
"Orang-orang Habasy masuk masjid dan bermain, lalu Rasulullah berkata kepadaku, "Ya Humairah, maukah engkau melihat mereka?" Lalu aku menjawab, "Tentu saja". Lalu beliau berdiri di depan pintu dan aku datang dengan meletakkan dagu di pundaknya, menyandarkan wajah di pipinya. Aisyah berkata,"Di antara perkataan mereka adalah Abal Qasim Thayyiban." Lalu Rasulullah berkata, "Sudah cukup (wahai 'Aisyah,engkau melihat)!" Aku berkata, "Wahai Rasul, jangan tergesa-gesa!" Lalu Rasul berdiri kembali lagi dan berkata, "Sudah cukup!" Aku berkata, "Wahai Rasulullah, jangan tergesa-gesa!" 'Aisyah berkata, "Itu semua bukan karena aku suka melihat mereka, akan tetapi aku ingin sekali para wanita mengetahui kedudukan beliau di sisiku dan sebaliknnya." (Maksudnya adalah agar istri-istri Rasulullah mengetahui kedudukan di sisi Rasulullah).
Di dalam satu riwayat lagi dengan sanad yang hasan dari 'Aisyah (di dalam riwayat an-Nasa-i dalam as-Sunnatul Kubraa), beliau berkata:
"Orang-orang Habasy bermain, lalu aku datang dari belakang Rasulullah, kemudian beliau merendahkan punggungnya agar aku dapat melihat" (HR. an-Nasa-i di dalam as-Sunanul Kubraa V/308)
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya (HR. Ahmad di dalam al-Musnad (VI/264), dan an-Nasa'i di dalam as-sunanul Kubraa (V/304), an-Nasa-i di dalam as-sunanul Kubraa dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, dari Ummul Mukminin 'Aisyah beliau berkata:
"Aku pergi bersama Rasulullah pada sebuah perjalanan beliau, pada waktu itu aku masih muda dengan badan yang tidak gemuk, lalu beliau berkata kepada orang-orang, 'Majulah Kalian!' Akhirnya mereka pun maju. Lalu beliau berkata kepadaku, 'Marilah kita berlomba!!' Akhirnya aku berlomba dengan beliau dan aku dapat mengalahkannya, beliau pun terdiam, sehingga aku sudah memiliki badan yang gemuk dan aku pun sudah melupakannya, aku pergi dengan beliau pada sebuah perjalanannya, beliau berkata kepada orang-orang, 'Majulah Kalian!' dan mereka pun maju, lalu beliau berkata kepada 'Mari kita berlomba!!' Lalu aku berlomba dengannya dan beliau dapat mengalahkanku, akhirnya beliau tertawa sambil berkata, 'Ini adalah balasan untuk yang lalu."
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (H.R Al-Bukhari (Fathul Baari X/526), dan Muslim (an-Nawawi V/295) dari 'Aisyah beliau berkata:
"Aku pernah bermain dengan boneka-boneka kecil di dekat Rasulullah, dan aku memiliki beberapa teman yang bermain denganku. Jika kalian masuk, maka mereka bersembunyi, lalu beliau mengutus mereka kepadaku agar bermain denganku." (Didalam riwayat an-Nasa-i di dalam kitab as-sunanul Kubraa (V/306) dari hadis Aisyah, beliau berkata "Adalah aku dahulu bermain dengan boneka-boneka, terkadang Rasulullah datang sedangkan para sahabatku sedang bersamaku, jika mereka melihat Rasulullah maka mereka pergi, kemudian Rasulullah berkata, 'Kalian itu seperti engkau ('Aisyah) dna engkau ('Aisyah) seperti kalian."
Penjelasan tentang boneka:
Sebuah permainan yang biasa digunakan oleh gadis-gadis kecil, mainan itu dalam bentuk boneka pengantinan atau yang lainnya. An-Nawawi berkata, "Al-Qadhi berkata, 'Ini adalah dalil diperbolehkannya bermain dengan boneka tersebut.' Beliau berkata, 'Hadis ini merupakan kekhususan dari umumnya larangan membuat gambar (patung atau sejenisnya), karena di dalam permainan tersebut ada sisi pelatihan bagi urusan wanita di dalam urusan rumah dan anak-anak mereka kelak, bahkan para ulama memperbolehkan jual beli barang tersebut, Kemudian beliau berkata, "Madzhab jumhur ulama memperbolehkannya."
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata (Fat-hul Baari X/527), "Hadits ini menunjukkan tentang bolehnya seorang anak wanita kecil bermain dengan boneka-boneka dan hal ini pengkhususan dari pelarangan secara umum tentang membuat patung (boneka atau gambar makhluk yang bernyawa), pendapat ini ditegaskan oleh 'Iyadh dan kebanyakan para ulama." Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan sejumlah pendapat para ulama mengenai hal tersebut.
Jumhur ulama menjadikan hadis ini sebagai dalil diperbolehkannya bermain dengan bentuk boneka-boneka (permainan anak kecil dalam bentuk boneka pengantin atau yang lainnya) bagi anak kecil.
Lihatlah apa yang diungkapkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam kitab Fat-hul Baari di dalam masalah ini.
Saudara-saudara Yusuf berkata kepada bapaknya:
"Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main.." (Q.S Yusuf : 12)
Bapaknya sama sekali tidak mengingkari permainan yang akan dilakukan oleh Yusuf, akan tetapi beliau menampakkan rasa takut akan terjadi sesuatu yang menimpanya.
"...Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya," (QS. Yusuf : 13)
/>
Diriwayatkan di dalam ash-shahiihain HR. Al-Bukhari (no.5190) dan Muslim (no.892)dari hadits Ummum Mukminin, 'Aisyah, beliau berkata:
"Orang-orang habasy (Ethiophia) bermain dengan tombak-tombak mereka, lalu Rasulullah menutupiku sedangkan aku senantiasa melihat mereka sehingga aku sendiri yang pergi. Hargailah keinginan gadis kecil yang menyukai permainan.
Dan di dalam riwayat an-Nasai di dalam as-Sunanul Kubraa dengan sanad yang shahih (HR. An-Nasa-i di dalam as-Sunanul Kubraa (Jilid I, NO. 8951). Al-Hafizh Ibnu Hajar menshahihkan sanad riwayat ini (Fat-hul Baari II/444) dari Aisyah, beliau berkata:
"Orang-orang Habasy masuk masjid dan bermain, lalu Rasulullah berkata kepadaku, "Ya Humairah, maukah engkau melihat mereka?" Lalu aku menjawab, "Tentu saja". Lalu beliau berdiri di depan pintu dan aku datang dengan meletakkan dagu di pundaknya, menyandarkan wajah di pipinya. Aisyah berkata,"Di antara perkataan mereka adalah Abal Qasim Thayyiban." Lalu Rasulullah berkata, "Sudah cukup (wahai 'Aisyah,engkau melihat)!" Aku berkata, "Wahai Rasul, jangan tergesa-gesa!" Lalu Rasul berdiri kembali lagi dan berkata, "Sudah cukup!" Aku berkata, "Wahai Rasulullah, jangan tergesa-gesa!" 'Aisyah berkata, "Itu semua bukan karena aku suka melihat mereka, akan tetapi aku ingin sekali para wanita mengetahui kedudukan beliau di sisiku dan sebaliknnya." (Maksudnya adalah agar istri-istri Rasulullah mengetahui kedudukan di sisi Rasulullah).
Di dalam satu riwayat lagi dengan sanad yang hasan dari 'Aisyah (di dalam riwayat an-Nasa-i dalam as-Sunnatul Kubraa), beliau berkata:
"Orang-orang Habasy bermain, lalu aku datang dari belakang Rasulullah, kemudian beliau merendahkan punggungnya agar aku dapat melihat" (HR. an-Nasa-i di dalam as-Sunanul Kubraa V/308)
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya (HR. Ahmad di dalam al-Musnad (VI/264), dan an-Nasa'i di dalam as-sunanul Kubraa (V/304), an-Nasa-i di dalam as-sunanul Kubraa dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, dari Ummul Mukminin 'Aisyah beliau berkata:
"Aku pergi bersama Rasulullah pada sebuah perjalanan beliau, pada waktu itu aku masih muda dengan badan yang tidak gemuk, lalu beliau berkata kepada orang-orang, 'Majulah Kalian!' Akhirnya mereka pun maju. Lalu beliau berkata kepadaku, 'Marilah kita berlomba!!' Akhirnya aku berlomba dengan beliau dan aku dapat mengalahkannya, beliau pun terdiam, sehingga aku sudah memiliki badan yang gemuk dan aku pun sudah melupakannya, aku pergi dengan beliau pada sebuah perjalanannya, beliau berkata kepada orang-orang, 'Majulah Kalian!' dan mereka pun maju, lalu beliau berkata kepada 'Mari kita berlomba!!' Lalu aku berlomba dengannya dan beliau dapat mengalahkanku, akhirnya beliau tertawa sambil berkata, 'Ini adalah balasan untuk yang lalu."
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim (H.R Al-Bukhari (Fathul Baari X/526), dan Muslim (an-Nawawi V/295) dari 'Aisyah beliau berkata:
"Aku pernah bermain dengan boneka-boneka kecil di dekat Rasulullah, dan aku memiliki beberapa teman yang bermain denganku. Jika kalian masuk, maka mereka bersembunyi, lalu beliau mengutus mereka kepadaku agar bermain denganku." (Didalam riwayat an-Nasa-i di dalam kitab as-sunanul Kubraa (V/306) dari hadis Aisyah, beliau berkata "Adalah aku dahulu bermain dengan boneka-boneka, terkadang Rasulullah datang sedangkan para sahabatku sedang bersamaku, jika mereka melihat Rasulullah maka mereka pergi, kemudian Rasulullah berkata, 'Kalian itu seperti engkau ('Aisyah) dna engkau ('Aisyah) seperti kalian."
Penjelasan tentang boneka:
Sebuah permainan yang biasa digunakan oleh gadis-gadis kecil, mainan itu dalam bentuk boneka pengantinan atau yang lainnya. An-Nawawi berkata, "Al-Qadhi berkata, 'Ini adalah dalil diperbolehkannya bermain dengan boneka tersebut.' Beliau berkata, 'Hadis ini merupakan kekhususan dari umumnya larangan membuat gambar (patung atau sejenisnya), karena di dalam permainan tersebut ada sisi pelatihan bagi urusan wanita di dalam urusan rumah dan anak-anak mereka kelak, bahkan para ulama memperbolehkan jual beli barang tersebut, Kemudian beliau berkata, "Madzhab jumhur ulama memperbolehkannya."
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata (Fat-hul Baari X/527), "Hadits ini menunjukkan tentang bolehnya seorang anak wanita kecil bermain dengan boneka-boneka dan hal ini pengkhususan dari pelarangan secara umum tentang membuat patung (boneka atau gambar makhluk yang bernyawa), pendapat ini ditegaskan oleh 'Iyadh dan kebanyakan para ulama." Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan sejumlah pendapat para ulama mengenai hal tersebut.
Jumhur ulama menjadikan hadis ini sebagai dalil diperbolehkannya bermain dengan bentuk boneka-boneka (permainan anak kecil dalam bentuk boneka pengantin atau yang lainnya) bagi anak kecil.
Lihatlah apa yang diungkapkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam kitab Fat-hul Baari di dalam masalah ini.
Saudara-saudara Yusuf berkata kepada bapaknya:
"Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main.." (Q.S Yusuf : 12)
Bapaknya sama sekali tidak mengingkari permainan yang akan dilakukan oleh Yusuf, akan tetapi beliau menampakkan rasa takut akan terjadi sesuatu yang menimpanya.
"...Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya," (QS. Yusuf : 13)
oiya mba. ngomong2 aku kirang mengerti lho tentang gambar makhluk bernyawa ini? bisa jelasin g? hehe/ maaf ngerepotiiin.
BalasHapusapa boleh kita memajang foto?
atau hanya yang kita gambar atau buat saj? maksdnya hanya imajinasi kita? soalnya aku dengar apa yang kirta buat nnti akan dihidupkan???