Baru-baru ini Indonesia dihebohkan oleh seorang wanita yang memegang jabatan tetapi wanita tersebut dipandang oleh sebagian orang kurang memenuhi standar pendidikan dalam jabatannya, kemudian dia merokok, suka berpakaian sexy dan lain sebagainya, tapi dia terdengar cukup sukses dalam bisnisnya. Saya tidak akan membahas perilaku keseharian atau kehidupan wanita tersebut karena memang hal seperti itu adalah ghibah atau menggunjing orang dan itu adalah perbuatan dosa. Alangkah baiknya kita doakan semoga Allaah Subhaanahu wata'ala memberikan dia hidayah untuk menerima kebenaran dan kembali ke jalan yang benar, ke jalan yang diridhoi Allaah dan meninggalkan semua kemaksiatan yang dilakukannya. Terkait menggunjing, Allaah Subhaanahu wata'ala berfirman dalam surat Al-Hujurat: 12 yang artinya:
“Janganlah kalian menggunjingkan satu sama lain. Apakah salah seorang
dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertaqwalah kalian kepada Allah.
Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha Penerima taubat) lagi Rahim (Maha
Menyampaikan rahmat).”
|
Kembalikan Penilaian kita berdasarkan sudut pandang Islam |
Sekali lagi alangkah baiknya kita doakan mereka para pejabat dengan doa yang baik, terutama kita doakan kepada presiden kita siapapun itu dengan doa yang baik. Karena jika kita mendoakan kebaikan untuk dia dan ternyata Allaah kabulkan, maka kebaikan itu akan bermanfaat untuk seluruh masyaratkat yang ada di bawah kekuasaannya. Namun jika kita mendoakan keburukan, niscaya keburukan itu akan berdampak pada seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Jadi mari doakan para pemimpin kita karena manfaatnya akan jauh lebih besar dan mari doakan yang baik-baik saja karena jika doa kita dikabulkan, maka akan sangat bermanfaat untuk kebaikan ummat manusia.
Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas masalah ghibah, tetapi tentang
cara pandang kita terhadap perbuatan seseorang. Banyak sekali dari kita yang memandang seseorang itu baik tetapi tidak dengan kaca mata agama, hanya baik dipandang dengan kaca mata sebelah mata, kaca mata "mata satu", kaca mata liberal, kaca mata mereka yang mengutamakan akalnya, atau kaca mata apapun namanya selain kaca mata Islam. Padahal jika kita memandang suatu kebaikan, maka kita harus memandangnya dengan kaca mata Islam, berdasarkan sudut pandang Islam, karena
kebaikan itu hanya ada dalam Islam, tidak ada dalam yang lain.
Kebenaran itu hanya ada dalam Islam, dan tidak ada kebenaran selainnya. Jadi sekali lagi jika kita ingin menilai sesuatu itu benar atau salah, baik atau buruk maka kembalikan penilaiannya itu berdasarkan timbangan Islam. Karena Islam telah mengatur seeeeeeemua-muanya
dari urusan yang paling kecil sampai yang paling besar, dari yang simpel sampe yang rumit, dari urusan
pribadi sampai negara, dari aturan bangun tidur sampai tidur lagi, dari
menjaga kesehatan sampai
penyembuhan penyakit, dari cara makan
sampai buang hajat. Seeeeeemua-muanya sudah Islam atur sedemikian rupa
sehingga tidak ada satupun aturan di dunia ini yang tidak diatur dalam Islam. Maka
kuncinya kembalikan penilaian kita, benar atau salah, baik atau buruk berdasarkan sudut pandang Islam.
Sangat disayangkan secara tidak sadar masyarakat kita
ditanami pemikiran-pemikiran yang sesat dan menyesatkan, pemikiran yang
hanya berdasarkan logika (yang kadang dipaksakan) yang lama kelamaan
menjauhkan kita dari pemikiran Islam dan memang itulah tujuannya, tujuan
utama mereka adalah menjauhkan masyarakat
muslim dari agamanya. Muslim tapi cara fikirnya liberal atau yahudi atau muslim tapi perbuatannya mengikuti orang-orang nashrani atau majusi. Na'udzubillaahi min dzaalik.
Kita kembali lagi kepada cerita pejabat yang disebutkan di atas yang suka merokok, suka berpakaian sexy, suka minum alkohol dan lain sebagainya, maka sebagian besar orang mengatakan:
"It's ok apa yang dia lakukan (merokok, suka minum alkohol dan lain sebagainya) tapi dia ga korupsi, dari pada si anu yang ketahuan muslim, dan pendiem tapi ternyata korupsi".
atau pernyataan yang sepadan:
"mendingan dia yang ga pake jilbab tapi royal dari pada dia yang pake jilbab tapi pelit" atau mengatakan "mendingan si anu yang ga shalat tapi baik dari pada si itu yang shalat tapi akhlaknya buruk".
Miris mendengar pernyataan seperti itu karena lama kelamaan pemikiran liberal tersebut menyatu dengan pemikiran masyarakat kita. Apakah pemikiran seperti itu salah? YA, SALAH.
Lho kok salah? dimana letak salahnya? Ok marilah kita berfikir sejenak. Mari kita lihat masyarakat kita yang sedikit demi sedikit digiring pemikirannya ke arah liberal. Digiring pemikirannya ke arah "rapopo", "ga papa". Gapapa kamu merokok asal baik, gapapa kamu ga shalat asal hati kamu baik, gapapa kamu ga berjilbab asal kamu jilbabi hati (menjaga hati), gapapa kamu
nikah sama laki-laki dari agama lain asal kamu masih muslim...gapapa...gapapa.... dan gapapa lainnya. Padahal SEMUANYA ITU SALAH KARENA MELANGGAR ATURAN ALLAAH!. Mari kita fikir bersama-sama berdasarkan logika jika kita mengatakan gapapa atau rapopo dalam hal ini adalah logis,
- merokok itu HARAM, bisa merusak badan dan berbahaya bagi perokok dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Apakah gapapa kita menyakiti badan kita sendiri dengan rokok? apakah rapopo kita menyakiti orang lain sampai batuk-batuk karena asap rokok yang kalian hembuskan? apakah ndak papa membuat orang lain tidak nyaman?. Jadi ketika ada yang merokok bagaimanapun baiknya orang itu, bagaimanapun pintarnya, bagaimanapun tingginya jabatannya, bagaimanapun suksesnya, bagaimanapun kayanya, tetap MEROKOK ITU SALAH DAN BERDOSA.
- meninggalkan shalat itu DOSA, apakah rapopo ketika kita melakukan dosa?, ENGGA!. TIDAK! Ga bisa kita bilang gapapa meninggalkan shalat bagaimanapun baiknya hati kita, bagaimanapun pintarnya kita, bagaimanapun banyaknya amal kita, tetapi tidak boleh meninggalkan shalat karena itu artinya kita melanggar perintah Allaah dan melakukan perbuatan dosa yang dosanya sangat sangat besar dan sangat mudah menjerumuskan kita kedalam api neraka. Apakah dijerumuskan ke dalam api neraka yang paling dalam itu gapapa?. Na'udzubillaah, silahkan aja kalau mau.
- berjilbab adalah kewajiban bagi setiap muslimah. Siapapun itu wanita yang mengaku dirinya seorang muslim maka WAJIB baginya untuk berjilbab menutup auratnya karena itu perintah dari Allaah. Nah, jika kita tidak memakai jilbab berarti kita telah melanggar perintah Allaah kan?.
Apakah gapapa jika kita melanggar perintah Allaah?. Yang
Allaah perintahkan untuk kita tutup adalah aurat kita, kulit dan bentuk tubuh kita, bukan hanya hati kita. Jadi bagaimanapun baiknya hati kita, bagaimanapun
sopan santunnya kita, bagaimanapun care nya kita kepada orang lain, bagaimanapun mulianya kita dihadapan manusia, kita sebagai muslimah tetap
WAJIB untuk menutup aurat kita karena kita menjalankan perintah Allaah. Jadi sekali lagi
SALAH besar ketika kita mengatakan rapopo kamu ga shalat asal hati kamu baik.
-
Menikah dengan laki-laki yang beragama lain itu HARAM dan jika kita lakukan itu maka
hukumnya sama dengan zina dan semuanya itu sudah jelas aturannya di dalam Islam. HARAM tetap HARAM dan jika dilakukan itu dosa.
Apakah gapapa jika kita tetap menikah dengan non muslim dan dihukumi zina dan berbuat dosa lalu dicemplungkan ke neraka?. Na'udzubillaahi min dzaalik.
Sekali lagi jika kita kembalikan sudut pandang kita berdasarkan aturan Islam, maka in shaa Allaah kita akan bisa menjawab apakah perbuatan itu baik atau buruk, apakah perbuatan itu salah atau benar. Mari kita berlogika kembali berdasarkan aturan Islam:
- Apakah gapapa jika kita merokok tapi tidak mengganggu orang lain?. Berdasarkan aturan Islam perbuatan itu tidak baik karena mendzalimi diri dan orang lain dengan asap rokoknya. Maka merokok adalah HARAM walaupun sendirian dan tidak di hadapan orang lain karena merokok itu merusak diri sendiri, merusak kesehatan perokok itu sendiri dan Allaah melarangnya:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An Nisaa’: 29)
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“. (QS. Al Baqarah: 195).
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 58
“Tidak boleh memulai memberi dampak buruk (mudhorot) pada orang lain, begitu pula membalasnya.” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3/77, Al Baihaqi 6/69, Al Hakim 2/66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih).
Sekali lagi. Apakah rapopo kalau kita merokok tapi hati kita baik, tapi kita sukses dalam karir?. Maka berdasarkan sudut pandang Islam di atas, bagaimanapun baiknya hati seseorang, bagaimanapun suksesnya dia dalam berbisnis, bagaimanapun tingginya jabatan dia, tetap haram untuk merokok dan tidak patut bagi kita untuk mencontohnya.
- jika ada orang yang mabuk. Apakah itu baik?. Islam melarang alkohol karena alkohol membahayakan kesehatan dan merusak badan, jadi siapapun yang meminum alkohol dan suka dengan alkohol maka dia melakukan perbuatan yang tidak baik. (dalil sama dengan di atas)
- jika ada yang berjilbab. Apakah itu baik?, Ya, karena Islam menyuruh setiap wanita muslim untuk menutup auratnya dengan berhijab. Lalu ketika ada orang yang berjilbab yang korupsi misalnya, maka tidak bisa kita menyalahkan jilbabnya. Karena memakai jilbab itu benar (menjalankan perintah Allaah) sedangkan korupsinya yang salah dan kita tidak bisa menyalahkan jilbab karena dia korupsi. Janganlah memandang kesalahan seseorang dari cara dia menjalankan perintah Allaah. Karena SEMUA perintah Allaah itu baik dan SEMUA larangan Allaah itu pasti ada keburukan di dalamnya. Jadi ketika ada orang yang berjilbab tapi korupsi, maka jangan salahkan jilbabnya, karena memakai jilbab itu perbuatan baik dan dia sudah berusaha sebisanya untuk menjalankan perintah Allaah dengan berjilbab dan korupsi yang dia lakukan itu buruk dan dia sudah melanggar perintah Allaah.
Lalu jika kita bandingkan antara orang yang merokok, sukses, tidak berjilbab, mempunyai jabatan dan tidak korupsi dengan orang yang memakai jilbab tapi korupsi, manakah diantara keduanya yang lebih baik?. Sekali lagi yang lebih baik adalah siapapun yang menjalankan perintah Allaah dan menjauhi larangan-Nya dan kita tidak boleh mencontoh perbuatan buruk seseorang hanya karena kesuksesannya, pun kita tidak boleh men-judge atau menghakimi seseorang hanya karena kesalahannya. Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang tidak mempunyai kesalahan. Jika kita ingin mencontoh manusia yang paling sempurna maka contohlah Rasulullaah ShallAllaahu 'alayhi wasallaam dalam setiap segi kehidupannya. Jangan mencontoh pejabat yang tidak korupsi tapi dia merokok atau minum alkohol atau bertato atau tidak berjilbab atau semacamnya, tetapi contohlah pejabat yang berusaha sebisa mungkin amanah dalam jabatannya, tidak merokok, menjalankan shalat, tidak minum alkohol, tapi jika dia korupsi, janganlah tiru korupsinya karena korupsi adalah perbuatan yang salah dan berdosa, pun jika dia korupsi maka jangan hubung-hubungkan korupsi dengan shalatnya karena hanya Allaah lah yang berhak menghakimi shalatnya.
Islam mengajarkan kepada kita untuk beriman kepada Allaah dan beramal
saleh (Ar-Ra'd 29). Beriman artinya kita meyakini Allaah dengan segala
ketentuannya, dengan segala aturannya dan kita tunduk dan patuh dengan
semua ketentuan dan aturan Allaah tersebut. Ukuran salah dan benar adalah ukuran Allaah, ukuran agama Islam dan Allaah lah yang menilainya. Allaah tidak menyuruh kita untuk menilah orang lain itu baik atau buruk tapi Allaah menyuruh kita untuk melaksanakan perintah Allaah dan menjauhi larangan-Nya. Hanya itu tugas kita. Selanjutnya biarlah Allaah saja yang menilai amal kita.
Semoga Allaah jadikan kita manusia yang bertakwa, yang selalu berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan semoga Allaah berikan kita kekutan iman dan
kesabaran yang besar atas setiap cobaan yang menimpa kita dan semoga Allaah jauhkan kita dari neraka dan masukkan kita ke dalam Syurga-Nya. Amin.