Subhanallah, betapa benarnya Allah atas segala apa yang Allah firmankan. Dari semua kejadian di dunia ini, semuanya akan berlangsung sesuai dengan apa yang pernah Allah firmankan dan Rasulullah ceritakan tentang apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi sampai apa yang akan terjadi di kemudian hari termasuk tanda-tanda kiamat dan yang pernah aku tulis di sini. Yang di dalamnya adalah tentang akan adanya manusia yang mengaku dirinya utusan Allah dan hampir ada 30 orang jumlahnya. Masing-masing dengan ajaran kesesatannya sendiri-sendiri. Ada yang berbentuk Ahmad Musadeq, ada yang bernama Lia Eden, ada juga yang berwujud Agus Imam Solichin. Sekarang ada penampakan utusan Tuhan baru lagi yang menamakan diri Sakti A. Sihite. Na'udzubillah min dzalik. Berikut ini alasan dia berani mendeklarasikan diri menjadi seorang Rasul:
Sebenarnya sudah bisa dipastikan kesesatan seseorang yang mengaku Nabi/Rasul saat ini, sehingga kita tidak perlu melihat bagaimana cara pandang dia, apa yang dia sampaikan pastilah semua itu sudah sesat (bila bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah). Tapi saya hanya ingin menulis sedikit tentang kesesatan yang dia buat dan semoga tidak ada satupun muslim yang mempercayai kesesatannya apalagi menjadi pengikutnya, na'udzubillah min dzalik.
Berikut ini beberapa kutipkan yang saya ambil dari blog dia
# Allah atau Tuhan?
Dia, si Sakti ini, selalu menyebut dengan Tuhan dengan mengatakan:
Astaghfirullahal'adzim, bagaimana bisa dia mengatakan itu padahal Allah sendiri mengatakan:
"Maka tatkala ia sampai ke tempat api itu, kedengaran ia diseru dari tepi lembah di sebelah kanan, di tempat yang diberkati dari arah pohon kayu: Wahai Musa, sesungguhnya
Akulah Allah, Tuhan sekalian alam." (Al-Qasas:30).
Selain itu disebutkan juga dalam riwayat lain oleh Muslim:
“…gunung-gunung dan pohon-pohon di atas satu jari, kemudian digoncangkan-Nya dan berfirman: “Aku-lah Penguasa, Aku-lah Allah”.
Allah sendiri yang mengatakan dia adalah "Allah", bagaimana bisa si Sakti mengganti Allah menjadi Tuhan?!!. Bagi yang merasa muslim, tolong jangan sampai mengikuti apa yang disesatkan oleh si Sakti ini. Sebutlah Allah atau Rabb, bukan Tuhan.
# Tentang tolok ukur kebenaran:
Itu menurut ajaran kesesatan dia yang tanpa dasar. Padahal agama itu adalah Qalallah (apa yang Allah katakan) dan Qalarrasul (apa yang Rasulullah katakan). Sehingga dalam memutuskan kebenaran, memutuskan kesesatan atau memutuskan hukum apa-pun kita tidak hanya berpatokan pada Al-Quran saja, tapi pada hadis juga. Bagaimana kita bisa mengetahui tata cara gerakan shalat jika dasar kita hanya Al-Quran saja? karena dalam Al-Quran tidak di detail bagaimana tata cara shalat, tapi detail shalat itu semuanya dijelaskan dalam hadis-hadis Rasulullah.
Berikut ini apa yang dikatakan Allah:
- Allah Ta'ala berfirman : Hai orang - orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan jangan berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia satukan hati kamu lalu kamu menjadi saudara dengan nikmat-Nya, dan ingatlah ketika kamu berada di bibir jurang neraka lalu Dia selamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk. (Ali 'Imran 102 - 103)
- Allah Ta'ala berfirman : Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia, dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya) sebab jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepada kamu mudah - mudahan kamu bertaqwa. (Al - An'am 153)[1]
- Rasulullah sahallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan gerahammu, dan hati - hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid'ah itu adalah sesat. (HSR. Ahmad 4/126; At-Tirmidzy 2676; Al-Hakim 1/96, Al-Baghawy 1/205 no. 102)
- "Barangsiapa taat kepada Rasul berarti ia taat kepada Allah...’” [An-Nisaa’: 80]
# Tentang Misi Kerasulan yang dibawa
Apa misi kerasulan yang Anda bawa?
si Sakti menjawab:
"Tidak berbeda dengan rasul-rasul lain sepanjang zaman, misi saya adalah untuk menyampaikan ayat-ayat Tuhan dan mengajak manusia untuk memurnikan pengkhidmatan hanya kepada-Nya".
padahal dalam surat Al Ma’idah ayat ke-3 Allah berfirman:
“Pada hari ini telah aku sempurnakan agama (Islam) untuk kalian, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah ridha Islam menjadi agama kalian”
Masih banyak fikiran si Sakti yang menyesatkan, tapi sebagai penutup kita harus faham dan yakin bahwa Islam itu telah sempurna, tidak ada penambahan dan pengurangan ajaran lagi, tidak diperlukan Rasul-rasul baru lagi untuk melengkapi Islam, tidak!, sama sekali tidak perlu, Allah sendiri yang mengatakan itu. Semua yang telah kita dapat ini sudah lengkap, maka sadarlah wahai Sdr Sakti A. Sihite, bertaubatlah, mohon ampun pada Allah atas semua kesesatan yang engkau perbuat. Kepada kaum muslimin lainnya, marilah kita kembali kepada ajaran yang benar, tidak ada Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad Shallallah 'alayhi wa sallam sehingga janganlah pernah kalian percaya kepada mereka yang mengaku-ngaku nabi dan/atau rasul. Semoga Allah menguatkan keimanan kita, tauhid kita, melindungi kita dari faham-faham dan fikiran sesat mereka dan syaithan-syaithan mereka. Amin.
Bagaimana awal mulanya sampai Anda mendeklarasikan diri sebagai rasul?
Ceritanya dapat ditarik mundur ke pertengahan tahun 2005 ketika pada suatu malam saya mengalami semacam “induksi energi” yang sangat kuat yang membuat saya lemas satu atau dua hari. Badan saya menggigil kedinginan meskipun udara tidak dingin. Ada semacam cekaman rasa takut yang mengguncang, meskipun saya tidak melihat ataupun mengetahui ada ancaman yang perlu saya takuti.
Energi tersebut mengantarkan pesan bahwa saya telah dipilih Tuhan untuk menyampaikan ajaran ketauhidan yang sejati. Pada tahap ini saya sudah sempat menilai bahwa apa yang saya alami adalah penunjukan saya sebagai rasul. Namun dalam perkembangannya kemudian, saya mulai ragu dan menepis kesimpulan semula.
Sekitar bulan Juli 2007 saya kembali mengalami apa yang saya sebut sebagai induksi energi yang sangat kuat itu. Kali ini induksi terjadi sangat intensif, nyaris setiap hari. Setiap kali itu berlangsung, dada saya terasa sakit. Jantung rasanya seperti dibakar. Induksi yang membakar jantung ini betul-betul membuat saya kepayahan secara fisik maupun mental.
Setelah lebih kurang dua bulan didera oleh “pembakaran jantung” itu, pada awal bulan September 2007 induksi energi kembali meningkat. Kali ini wujudnya adalah luapan kuat dari dalam dada yang mendesak saya supaya mengumumkan jatidiri sebagai rasul.
Saya kemudian mengadu kepada Tuhan, bagaimana mungkin saya akan mengumumkan bahwa saya ini seorang rasul sedangkan keyakinan saya sendiri mengenai itu belum bulat. Karenanya saya memohon kepada Tuhan untuk diberikan tanda yang akan meyakinkan saya.
Akhirnya pada tanggal 13 September 2007 / 1 Ramadhan 1428 di dalam tidur saya melihat ruh Tuhan, dalam wujud cahaya/energi berwarna hijau, datang dan memenuhi rongga dada saya. Cahaya/energi tersebut menyuarakan, “engkau adalah rasulullah, engkau adalah rasulullah…” berulang-ulang. Tiga minggu kemudian saya mendeklarasikan kerasulan saya.
Sebenarnya sudah bisa dipastikan kesesatan seseorang yang mengaku Nabi/Rasul saat ini, sehingga kita tidak perlu melihat bagaimana cara pandang dia, apa yang dia sampaikan pastilah semua itu sudah sesat (bila bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah). Tapi saya hanya ingin menulis sedikit tentang kesesatan yang dia buat dan semoga tidak ada satupun muslim yang mempercayai kesesatannya apalagi menjadi pengikutnya, na'udzubillah min dzalik.
Berikut ini beberapa kutipkan yang saya ambil dari blog dia
# Allah atau Tuhan?
Dia, si Sakti ini, selalu menyebut dengan Tuhan dengan mengatakan:
"mari kita sudahi penggunaan sebutan “Allah”, dan menggantinya dengan sebutan “Tuhan”. Dengan langsung menggunakan bahasa sendiri, kita akan terhindar dari salah persepsi yang membahayakan ketauhidan."
Astaghfirullahal'adzim, bagaimana bisa dia mengatakan itu padahal Allah sendiri mengatakan:
"Maka tatkala ia sampai ke tempat api itu, kedengaran ia diseru dari tepi lembah di sebelah kanan, di tempat yang diberkati dari arah pohon kayu: Wahai Musa, sesungguhnya
Akulah Allah, Tuhan sekalian alam." (Al-Qasas:30).
Selain itu disebutkan juga dalam riwayat lain oleh Muslim:
“…gunung-gunung dan pohon-pohon di atas satu jari, kemudian digoncangkan-Nya dan berfirman: “Aku-lah Penguasa, Aku-lah Allah”.
Allah sendiri yang mengatakan dia adalah "Allah", bagaimana bisa si Sakti mengganti Allah menjadi Tuhan?!!. Bagi yang merasa muslim, tolong jangan sampai mengikuti apa yang disesatkan oleh si Sakti ini. Sebutlah Allah atau Rabb, bukan Tuhan.
# Tentang tolok ukur kebenaran:
Dalam memutuskan benar atau salahnya suatu keyakinan, kita harus mengujinya dengan Quran yang telah ditetapkan Tuhan sebagai pemisah (furqan). Kitab Tuhan itu akan mengatakan kepada kita mana sesungguhnya yang benar dan mana yang salah.
Itu menurut ajaran kesesatan dia yang tanpa dasar. Padahal agama itu adalah Qalallah (apa yang Allah katakan) dan Qalarrasul (apa yang Rasulullah katakan). Sehingga dalam memutuskan kebenaran, memutuskan kesesatan atau memutuskan hukum apa-pun kita tidak hanya berpatokan pada Al-Quran saja, tapi pada hadis juga. Bagaimana kita bisa mengetahui tata cara gerakan shalat jika dasar kita hanya Al-Quran saja? karena dalam Al-Quran tidak di detail bagaimana tata cara shalat, tapi detail shalat itu semuanya dijelaskan dalam hadis-hadis Rasulullah.
Berikut ini apa yang dikatakan Allah:
- Allah Ta'ala berfirman : Hai orang - orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan jangan berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia satukan hati kamu lalu kamu menjadi saudara dengan nikmat-Nya, dan ingatlah ketika kamu berada di bibir jurang neraka lalu Dia selamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk. (Ali 'Imran 102 - 103)
- Allah Ta'ala berfirman : Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia, dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya) sebab jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepada kamu mudah - mudahan kamu bertaqwa. (Al - An'am 153)[1]
- Rasulullah sahallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan gerahammu, dan hati - hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid'ah itu adalah sesat. (HSR. Ahmad 4/126; At-Tirmidzy 2676; Al-Hakim 1/96, Al-Baghawy 1/205 no. 102)
- "Barangsiapa taat kepada Rasul berarti ia taat kepada Allah...’” [An-Nisaa’: 80]
# Tentang Misi Kerasulan yang dibawa
Apa misi kerasulan yang Anda bawa?
si Sakti menjawab:
"Tidak berbeda dengan rasul-rasul lain sepanjang zaman, misi saya adalah untuk menyampaikan ayat-ayat Tuhan dan mengajak manusia untuk memurnikan pengkhidmatan hanya kepada-Nya".
padahal dalam surat Al Ma’idah ayat ke-3 Allah berfirman:
“Pada hari ini telah aku sempurnakan agama (Islam) untuk kalian, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah ridha Islam menjadi agama kalian”
Masih banyak fikiran si Sakti yang menyesatkan, tapi sebagai penutup kita harus faham dan yakin bahwa Islam itu telah sempurna, tidak ada penambahan dan pengurangan ajaran lagi, tidak diperlukan Rasul-rasul baru lagi untuk melengkapi Islam, tidak!, sama sekali tidak perlu, Allah sendiri yang mengatakan itu. Semua yang telah kita dapat ini sudah lengkap, maka sadarlah wahai Sdr Sakti A. Sihite, bertaubatlah, mohon ampun pada Allah atas semua kesesatan yang engkau perbuat. Kepada kaum muslimin lainnya, marilah kita kembali kepada ajaran yang benar, tidak ada Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad Shallallah 'alayhi wa sallam sehingga janganlah pernah kalian percaya kepada mereka yang mengaku-ngaku nabi dan/atau rasul. Semoga Allah menguatkan keimanan kita, tauhid kita, melindungi kita dari faham-faham dan fikiran sesat mereka dan syaithan-syaithan mereka. Amin.
Terima kasih Ka' Aisyah artikelnya sangat menggugah dan mengingatkanku akan segala Nikmat Allah, Nikmat Islam. Amin
BalasHapusYa Allah,...lindungilah diriku dari godaan yang menggoyahkan iamnku. Amin
jadi pengen nangiiiissss ka' :(
Ya sama-sama mas Pendi..
BalasHapusAmin amin insya Allah. Semoga Allah masukkan kita semua dalam golongan orang-orang yang beriman dan tidak mempersekutukan-Nya sedikitpun dengan yang lainnya. Amin.